BeritaInvestor.id – Saham PT Astra International Tbk (ASII) anjlok 1,4% atau 75 poin ke level Rp 5.275 per saham pada penutupan perdagangan hari ini, Senin (22/1/2024). Dalam sepekan terakhir, saham ASII merosot hingga 4,52% sementara sepanjang tahun 2024 (year to date) telah turun 6,64%.
Penurunan saham ASII ini dipicu oleh sejumlah faktor, di antaranya adalah skandal manipulasi uji keselamatan yang melibatkan Daihatsu Motor Co., Ltd., yang merupakan salah satu pabrikan otomotif yang didistribusikan oleh Astra di Indonesia.
Selain itu, aksi crossing jumbo Rp1,57 triliun yang terjadi pada saham ASII pada hari ini juga turut mengerek penurunan harga saham perusahaan. Aksi crossing tersebut dilaksanakan di harga diskon yakni di posisi harga Rp 5.097 per saham, atau jauh dari harga terendah pada perdagangan di pasar reguler yakni di Rp 5.250/saham.
Menanggapi aksi crossing tersebut, manajemen Astra menegaskan bahwa ADM merupakan perusahaan yang sahamnya dimiliki oleh perseroan sebesar 31,87%, sisanya dimiliki Daihatsu Motor Co., Ltd. dan Toyota Tsusho Corporation, sehingga ADM bukan merupakan perusahaan terkendali perseroan.
“Kami sudah memintakan tanggapan dan masukan dari ADM. Sementara terkait kegiatan ekspor ADM, dampak finansial terhadap perseroan dari penghentian sementara sebagian ekspor ADM tidak bersifat material,” ujar Gita Tiffani Boer, Corporate Secretary PT Astra International Tbk, Kamis (4/1/2024).
Manajemen juga mengaku telah memberikan semua informasi yang bersifat material yang dapat mempengaruhi harga saham kepada BEI, dan senantiasa mematuhi setiap ketentuan peraturan perusahaan tercatat serta pasar modal mengenai keterbukaan informasi.
Pengaruh Skandal Daihatsu terhadap Kinerja Keuangan ASII
Skandal yang menimpa Daihatsu memang mengganggu operasional bisnis Astra Daihatsu Motor, yang merupakan perusahaan patungan antara Astra dan Daihatsu. Pasca pengumuman skandal Toyota dan Daihatsu di Jepang, produksi mobil Daihatsu buatan Indonesia untuk pasar ekspor sempat ditangguhkan untuk sementara.
Namun, pada 22 Desember 2023, Toyota dan Daihatsu di Indonesia mengumumkan distribusi kembali normal, namun hanya untuk pasar domestik. Empat hari kemudian, Astra Daihatsu Motor juga terpantau kembali melakukan ekspor mobil Daihatsu secara bertahap ke lebih dari 60 negara tujuan.
Daihatsu memproduksi Avanza, Toyota Agya/Wigo, Toyota Rush, Toyota Raize dan Daihatsu Xenia di Indonesia.
Sementara itu, untuk pengaruh ke kinerja keuangan ASII secara konsolidasi ini diperkirakan tidak terlalu berdampak signifikan. Pasalnya, porsi Astra Daihatsu Motor terhadap penjualan dari segmen otomotif relatif kecil, yakni hanya sekitar 1%.
Melansir dari data laporan keuangan perusahaan hingga sembilan bulan pertama 2023, pendapatan bersih yang didapatkan dari pihak berelasi PT Astra Daihatsu Motor sebesar Rp2,4 triliun. Nilai tersebut hanya setara 1% saja dari total pendapatan.
Prospek Saham ASII
Secara jangka panjang, prospek saham ASII masih dinilai cukup positif. Perusahaan ini memiliki portofolio bisnis yang beragam, tidak hanya otomotif, tetapi juga meliputi sektor infrastruktur, energi, agribisnis, dan lain-lain.
Selain itu, Astra juga memiliki reputasi yang baik di mata investor. Perusahaan ini telah lama menjadi salah satu konglomerat terbesar di Indonesia dan telah terbukti mampu bertahan di berbagai kondisi ekonomi.
Namun, di tengah sentimen negatif yang masih menyelimuti saham ASII, investor perlu mempertimbangkan risiko-risiko yang ada sebelum memutuskan untuk berinvestasi.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor