BeritaInvestor.id – Harga minyak sawit mentah (CPO) diprediksi bakal terkoreksi pada pekan ini. Hal ini disebabkan adanya potensi sinyal penurunan permintaan CPO oleh India dan China, serta harga minyak kedelai yang melemah.
Research and Development ICDX Girta Yoga menjelaskan, permintaan dari negara importir menunjukkan sinyal penurunan, yang terlihat dari laporan terbaru yang dirilis oleh Lembaga Minyak Sawit Malaysia, menunjukkan ekspor bulan November turun hampir 6% secara bulanan.
“Penyebabnya, impor dari negara importir utama seperti India dan China lebih memilih ke minyak nabati lain dibanding CPO. Hal itu karena CPO memiliki karakteristik mudah membeku pada suhu yang lebih rendah,” ungkap Yoga kepada Investor Daily, Jumat (20/7/2023).
Menurut Yoga, harga CPO pekan ini juga akan dipengaruhi oleh pelemahan minyak kedelai. “Tidak hanya itu, indikator yang dipantau antara lain rilisnya data ekspor CPO Malaysia, situasi di negara produsen utama (Indonesia dan Malaysia) khususnya terkait kebijakan ekspor,” tambahnya.
Untuk itu, Yoga memperkirakan harga CPO akan bergerak pada kisaran resistance di 3.750 – 3.800 Ringgit Malaysia per ton. Apabila mendapat katalis negatif, maka berpotensi menemui level support di kisaran harga 3.650 – 3.600 Ringgit per ton.
Yoga menjelaskan, selama pekan lalu, harga CPO terpantau bergerak turun sebesar 1,6%. Sepanjang Desember, harga CPO mengalami pelemahan hampir 5%. Sedangkan jika dilihat secara year to date (ytd), harga CPO bergerak melemah sebesar 9,16%.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor