BeritaInvestor.id – PT Maja Agung Latexindo Tbk (SURI), calon emiten terbesar dalam industri alat kesehatan dan produsen sarung tangan latex di Indonesia, tengah mempersiapkan ekspansi bisnisnya dengan merambah pasar Eropa. Rencana ini didorong oleh dana segar hasil penawaran umum perdana (IPO) saham perusahaan yang ditargetkan mencapai Rp 215 miliar.
Imelda, Direktur Maja Agung Latexindo (SURI), menyatakan bahwa tren kampanye ekonomi hijau di Eropa membuka peluang baru bagi perusahaan untuk menjadi pemain kunci di pasar Benua Biru tersebut. “Setelah IPO, perusahaan akan mengincar beberapa negara Eropa sebagai tujuan ekspor berikutnya. Dengan langkah ini, kami ingin menegaskan bahwa SURI adalah produsen alat kesehatan dengan pangsa penjualan terbesarnya berasal dari pasar internasional,” ujar Imelda dalam pernyataan resmi pada Selasa (5/12/2023).
Saat ini, SURI sedang mengakhiri masa penawaran dan dijadwalkan akan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (7/12/2023). Dalam rangka IPO, perusahaan menawarkan sekitar 1.266.875.000 saham biasa, setara dengan 20% dari total modal yang telah ditempatkan dan disetor penuh, dengan harga pelaksanaan Rp 170 per saham.
Imelda menegaskan bahwa langkah korporasi ini merupakan momen penting dan dapat menjadi tonggak sejarah bagi SURI yang telah memiliki jejak usaha yang berkesinambungan selama tiga dekade terakhir. Dengan penetapan harga penawaran sebesar Rp 170 per saham, SURI berpotensi mengumpulkan dana sebesar Rp 215,36 miliar. Dari total tersebut, 49,45% diperuntukkan sebagai belanja modal (capital expenditure/capex) untuk meningkatkan penjualan dan laba, sementara 50,55% akan dialokasikan untuk belanja operasional (operational expenditure/opex).
“Pasca deduksi biaya emisi, 49,45% dari dana hasil IPO akan diarahkan ke capex, termasuk 20,26% untuk pengembangan infrastruktur seperti gudang, pabrik, dan kantor. Sementara itu, 24,55% akan digunakan untuk penambahan dan perombakan mesin produksi,” tambah Imelda.
Bagian sisanya, yaitu 50,55% dari dana hasil IPO, akan digunakan sebagai opex. Opex ini terdiri dari 9,61% untuk peningkatan daya listrik di area pabrik dan 40,49% sebagai modal kerja untuk mendukung keberlanjutan operasional perusahaan.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor