BeritaInvestor.id – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memantau ketat perkembangan global yang bisa mengganggu pasar keuangan dan perekonomian dalam negeri. Hal ini mengingat situasi global kini dan ke depan masih tidak baik-baik saja.
“Dapat kami sampaikan dalam asessment kami memang lima gejolak tadi merupakan faktor yang terus kami pantau risikonya,” kata Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar usai Rapat Dewan Komisaris, Senin (4/12/2023).
Lima ancaman tersebut adalah:
- Pelemahan ekonomi global menjadi 2,8% pada 2024 dan sedikit meningkat jadi 3% pada 2025.
- Gradual disinflation.
- Tingginya suku bunga acuan AS dalam waktu lama atau higher for longer.
- Strong dollar AS dan menekan nilai tukar banyak negara termasuk rupiah.
- Cash is the king atau pelarian modal dalam jumlah besar emerging market ke negara maju.
“Kami juga merasa bahwa hal-hal tadi merupakan perkembangan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi global dan pada gilirannya risiko pertumbuhan nasional kita,” paparnya.
Meski demikian, Mahendra menilai ekonomi nasional masih cukup kuat. Begitupun sektor jasa keuangan yang terlihat dari permodalan yang solid.
“Tingkat modal yang baik bisa menjaga dari berbagai risiko ketidakpastian mendatang sehingga kami optimis mampu menyerap risiko terkait guncangan yang ada di tingkat global,” terang Mahendra.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor