BeritaInvestor.id – Pihak berwenang Tiongkok menangkap beberapa karyawan Zhongzhi Enterprise, konglomerat investasi terbesar di negara tersebut. Penangkapan ini merupakan peningkatan respons Tiongkok terhadap masalah di Zhongzhi, yang pekan lalu mengatakan bahwa perusahaan tersebut bangkrut dan memiliki kewajiban setidaknya US$31 miliar atau Rp480,15 triliun.
Penangkapan tersebut dilakukan oleh cabang departemen kepolisian Beijing pada hari Sabtu (2 Desember 2023). Para karyawan yang ditangkap diduga terlibat dalam penipuan dan penggelapan dana investor.
Investor Zhongzhi telah berkumpul di grup media sosial dan secara langsung selama beberapa minggu terakhir dan mencoba mencari cara untuk menekan konglomerat agar membayar kembali produk tersebut.
Pada salah satu protes baru-baru ini, puluhan orang menggantungkan spanduk dan meneriakkan slogan-slogan seperti “Zhongzhi, kembalikan uang kami!” dan “penipuan kontrak!,” menurut video yang dilihat oleh The Wall Street Journal.
Zhongzhi pekan lalu mengatakan pihaknya memiliki kewajiban sebesar US$ 59 miliar hingga US$ 64 miliar, dan aset sebesar US$ 28 miliar. Jumlah total utangnya bisa jauh lebih besar karena perusahaan tidak memasukkan kewajiban di luar neraca dalam perhitungannya.
Tingkat pemulihan bagi investor akan sangat-sangat rendah,” kata Zerlina Zeng, analis senior di CreditSights, sebuah perusahaan riset.
Kegagalan Zhongzhi merupakan pukulan besar bagi kepercayaan investor di Tiongkok. Industri pendanaan Tiongkok yang luas, yang memiliki aset yang dikelola lebih dari US$ 3 triliun pada akhir Juni, telah lama menjadi sumber dukungan keuangan bagi pengembang properti.
Kegagalan Zhongzhi mengingatkan pada kejatuhan China Evergrande, pengembang properti terbesar di Tiongkok. Evergrande juga mengalami kesulitan keuangan pada tahun 2021 dan kesulitan melakukan pembayaran kepada investornya.
Zhongzhi terutama melayani investor kaya, biasanya mengharuskan kliennya untuk berinvestasi setara dengan setidaknya $420,000 pada produknya, menurut dokumen pemasaran. Perusahaan tersebut menawarkan pengembalian tahunan sekitar 7% hingga 8% tahun lalu, menurut dokumen tersebut.
Analisis:
Kegagalan Zhongzhi merupakan peristiwa penting dalam industri keuangan Tiongkok. Kegagalan ini menunjukkan bahwa risiko investasi di Tiongkok masih tinggi, bahkan untuk investor kaya.
Kegagalan Zhongzhi juga menimbulkan pertanyaan tentang transparansi dan regulasi di industri keuangan Tiongkok. Pemerintah Tiongkok perlu mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan transparansi dan regulasi di industri ini untuk melindungi investor.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor