BeritaInvestor.id – Sejumlah saham bank digital kompak menguat sepanjang pekan lalu, bersamaan dengan volatilitas suku bunga yang mulai mereda. Saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) menjadi top gainers dengan kenaikan 34,89%, diikuti saham PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) sebesar 29,63%, PT Bank Raya Tbk (AGRO) 18,32%, dan PT Bank Bumi Arta Tbk (BNBA) 15,97%.
Lonjakan saham bank digital pekan lalu menandakan pembalikan arah di mana saham bank digital telah turun signifikan dalam 10 bulan terakhir. Analis Kiwoom Sekuritas Abdul Azis menjelaskan, penurunan tersebut berlangsung di tengah tren kenaikan suku bunga, baik suku bunga Bank Indonesia maupun suku bunga The Federal Reserve. Saat ini, dengan prospek suku bunga yang cenderung tetap dan perbaikan kinerja, pelaku pasar menilai saham-saham bank digital mulai terdiskon.
“Secara umum kinerja bank digital on track dan sebagian besar mampu mencetak laba. Tapi secara khusus, hanya ARTO yang memiliki sentimen untuk naik karena masuk ke indeks MSCI,” ujar Azis di Jakarta, Minggu (26/7/2023).
Masuknya saham ARTO ke indeks MSCI memicu lonjakan transaksi. Volume perdagangan saham Bank Jago secara kumulatif pada pekan lalu mencapai 401 juta lembar dengan nilai transaksi tercatat Rp 1,13 triliun. Kinerja perdagangan tersebut mengantarkan saham Bank Jago ke daftar stock of the week pada pekan lalu.
Di samping itu, investor asing juga mencetak net buy atas saham Bank Jago senilai Rp 48 miliar sepanjang pekan, menandakan optimisme pelaku pasar luar negeri terhadap saham tersebut. Azis menilai wajar saham ARTO diburu investor karena indeks MSCI menjadi acuan investor secara global.
Selain sentimen MSCI dan pindah ke papan utama, saham ARTO juga tersengat rumor kolaborasi Tiktok dan Tokopedia. Pelaku pasar meyakini jika kedua raksasa e-commerce tersebut menjalin kemitraan strategis, hanya soal waktu Tiktok bakal menjadi salah satu pemegang saham GOTO. Sebagai bank-nya GOTO, manuver Tiktok di Tokopedia juga berimbas positif ke ARTO.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor