Pada Senin (13/11/2023), harga minyak mengalami kenaikan lebih dari 1%, dipicu oleh laporan pasar bulanan OPEC yang berhasil meredakan kekhawatiran tentang penurunan permintaan. Sementara itu, penyelidikan Amerika Serikat (AS) terhadap dugaan pelanggaran sanksi minyak Rusia menambah ketegangan terkait potensi gangguan pasokan.
Dilansir dari Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent naik sebesar US$1,09 (1,3%) menjadi US$82,52 per barel. Begitu pula, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS melonjak sebesar US$1,09 (1,4%) menjadi US$78,26 per barel.
OPEC dalam laporan bulanannya menyatakan bahwa fundamental pasar minyak tetap kuat dan menyalahkan spekulan atas penurunan harga. Meskipun sedikit meningkatkan perkiraan pertumbuhan permintaan global pada 2023, OPEC tetap mempertahankan prediksi tinggi untuk 2024.
Menanggapi laporan OPEC, Craig Erlam, seorang analis pasar senior di OANDA, menyatakan bahwa laporan tersebut menentang kekhawatiran berlebihan seputar permintaan China. Laporan tersebut bahkan meningkatkan perkiraan pertumbuhan permintaan untuk tahun ini, sementara tetap stabil untuk tahun depan.
Giovanni Staunovo, seorang analis UBS, menambahkan bahwa harga minyak juga terdorong oleh laporan Departemen Keuangan AS yang bertindak tegas terhadap ekspor minyak Rusia. Departemen Keuangan AS telah mengirim pemberitahuan kepada perusahaan pengelola kapal terkait informasi tentang 100 kapal yang diduga melanggar sanksi Barat terhadap minyak Rusia.
Meskipun Badan Informasi Energi AS (EIA) melaporkan penurunan produksi minyak mentah AS pada Desember, harga minyak tetap menguat. Data ekonomi lemah dari China, importir minyak nomor satu, turut menambah kekhawatiran tentang perlambatan permintaan.
Fawad Razaqzada, analis di City Index, mengungkapkan bahwa harga minyak mungkin telah mencapai titik terendah setelah mengalami penurunan sekitar 4% minggu lalu. Arab Saudi dan Rusia kemungkinan akan terus mengurangi pasokan secara sukarela hingga tahun depan, membatasi potensi penurunan.
Pertemuan OPEC+ selanjutnya dijadwalkan pada 26 November, dan pasar terus memantau perkembangan untuk mendapatkan gambaran lebih lanjut tentang arah harga minyak ke depan.