BeritaInvestor.id – Sejumlah emiten terkemuka di sektor menara telekomunikasi di Indonesia telah melaporkan kinerja keuangan mereka hingga kuartal III-2023. Hal ini mencakup emiten Grup Djarum, PT Sarana Menara Nusantara (TOWR), emiten Grup Telkom, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel, serta PT Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk (CENT).
Namun, emiten besar lainnya di bidang menara telekomunikasi, PT Tower Bersama Infrastructure (TBIG) yang merupakan bagian dari Grup Saratoga, belum mempublikasikan laporan keuangannya di situs Bursa Efek Indonesia (BEI).
Direktur TBIG, Helmy Yusman Santoso, menjelaskan bahwa laporan keuangan mereka masih dalam penelaahan terbatas oleh kantor akuntan publik (KAP). Mereka berencana untuk menyampaikan laporan tersebut paling lambat pada 30 November 2023.
Sementara itu, dua emiten lain di sektor menara telekomunikasi yang telah melaporkan kinerja keuangan di kuartal III ini adalah PT Solusi Tunas Pratama (SUPR) dan PT Bali Towerindo Sentra Tbk (BALI). Di sisi lain, emiten lain seperti PT Gihon Telekomunikasi Indonesia Tbk (GHON), PT Inti Bangun Sejahtera (IBST), PT LCK Global Kedaton (LCKM), dan PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) masih belum melaporkan.
Dari kelima emiten menara telekomunikasi, Mitratel mempertahankan posisinya sebagai emiten dengan pertumbuhan laba bersih tertinggi dalam 9 bulan pertama tahun ini, mengungguli pesaing-pesaingnya.
Anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) ini mencatatkan laba bersih sebesar Rp 1,43 triliun, tumbuh 17% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Capaian laba bersih ini sejalan dengan pertumbuhan pendapatan Mitratel sebesar 12%.
Di sisi lain, Sarana Menara atau TOWR melaporkan penurunan laba bersih, sementara TBIG belum merilis laporan keuangannya. Perbandingan di semester pertama tahun ini menunjukkan penurunan laba bersih TBIG.
Hingga September 2023, SUPR mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 4%, sementara BALI mengalami penurunan laba bersih sebesar 14,47%. Pemulihan kinerja juga dicatatkan oleh CENT yang mampu mengurangi rugi bersihnya sebesar 47%.
Mitratel terus memperluas jumlah menara dan serat optiknya, terutama di luar pulau Jawa, yang menghasilkan peningkatan jumlah penyewa dan kolokasi. Perusahaan ini membangun ratusan menara baru dan memperoleh penambahan melalui akuisisi, menjadikan jumlah total menara milik Mitratel mencapai lebih dari 37 ribu.
Pertumbuhan ini mendorong penambahan penyewa di luar Jawa dan kenaikan jumlah kolokasi. Mitratel juga berhasil memperpanjang serat optik hingga lebih dari 29 ribu kilometer, seiring dengan strategi ekspansinya yang semakin kuat.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor