BeritaInvestor.id – Kinerja sejumlah emiten konstruksi hingga kuartal III 2023 mencatatkan hasil yang beragam, baik untuk emiten konstruksi plat merah maupun yang berstatus swasta.
Contohnya, emiten badan usaha milik negara (BUMN), PT PP Persero (PTPP), mencatatkan pendapatan per September 2023 sebesar Rp 12,22 triliun, menandai penurunan sebesar 9,17% dibandingkan dengan hasil di periode yang sama tahun lalu senilai Rp 13,46 triliun. Namun, meskipun pendapatannya menurun, PTPP berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp 239,72 miliar hingga akhir kuartal III 2023, mencerminkan kenaikan sebesar 69,9% dibandingkan laba bersih per September 2022 senilai Rp 141,02 miliar. Salah satu faktor yang mendukung kenaikan laba ini adalah penurunan beban keuangan per September 2023.
Di sisi lain, PT Waskita Karya Tbk (WSKT) mencatat kenaikan kerugian hingga mencapai Rp 2,83 triliun hingga kuartal III 2023. Padahal, pada September 2022, WSKT masih mencatatkan laba sebesar Rp 425,2 juta. Penurunan pendapatan usaha hingga Rp 7,8 triliun pada kuartal III 2023, yang turun 24,1% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 10,3 triliun, menjadi penyebab utama perubahan ini.
Dari sisi perusahaan swasta, PT Nusa Raya Cipta Tbk (NRCA) mencatatkan pendapatan sebesar Rp 2 triliun hingga akhir kuartal III 2023, menunjukkan peningkatan sebesar 12,9% dari periode yang sama di tahun 2022, yakni sebesar Rp 1,76 triliun. Akibatnya, NRCA berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 82,2 miliar pada periode tersebut, mencatat kenaikan sebesar 23,6% dari periode yang sama tahun lalu.
Selanjutnya, PT Acset Indonusa Tbk (ACST) membukukan pendapatan sebesar Rp 1,58 triliun pada periode Januari-September 2023. Pendapatan perusahaan kontraktor ini naik sebesar 99,1% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 793,7 miliar. Dengan kenaikan pendapatan tersebut, ACST mampu mengurangi kerugian sebesar Rp 151,2 miliar hingga kuartal III 2023, mencatat penurunan sebesar 33,3% dari periode yang sama tahun 2022 sebesar Rp 226,9 miliar.
Analis dari Kanaka Hita Solvera, Raditya Krisna Pradana, menilai bahwa katalis utama dari kinerja emiten konstruksi hingga kuartal III 2023 adalah proyek Ibu Kota Nusantara (IKN). Raditya melihat bahwa NRCA masih unggul dari sisi emiten konstruksi swasta, sementara PTPP unggul untuk emiten konstruksi BUMN.
Muhammad Nafan Aji Gusta Utama, seorang analis senior dari Mirae Asset Sekuritas, melihat bahwa kinerja emiten konstruksi bisa membaik di kuartal IV 2023, terutama karena para kontraktor berusaha untuk mencapai target kontrak baru tahunan mereka.
Dengan demikian, Nafan merekomendasikan untuk tetap memegang saham ACST dan NRCA dengan target harga masing-masing sebesar Rp 185 dan Rp 346 per saham. Sementara itu, PTPP direkomendasikan untuk akumulasi dengan target harga sebesar Rp 660.
Raditya merekomendasikan untuk membeli saham ACST, PTPP, dan NRCA saat harga sedang melemah, dengan target masing-masing sebesar Rp 262, Rp 700, dan Rp 450.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor
