BeritaInvestor.id – PT Bukit Asam Tbk (PTBA) melaporkan penurunan laba bersih sebesar 62% hingga akhir September 2023. Laba bersih perusahaan pelat merah ini mencapai Rp 3,78 triliun, turun dari Rp 10 triliun yang dihasilkan pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Penurunan laba bersih ini sejalan dengan penurunan pendapatan PTBA. Hingga akhir kuartal III-2023, perusahaan mencatat pendapatan sebesar Rp 27,7 triliun, menurun 10,72% secara tahunan.
Meskipun kinerja keuangan mengalami penurunan, PTBA mencatat peningkatan kinerja operasional. Niko Chandra, Sekretaris Perusahaan PTBA, mengungkapkan bahwa total produksi batubara perusahaan mencapai 31,9 juta ton hingga kuartal III-2023, mengalami kenaikan 15,2% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yang mencapai 27,7 juta ton.
Sementara volume penjualan batubara PTBA mencapai 27 juta ton, menandakan peningkatan sebesar 14,9%. Dari jumlah tersebut, penjualan ekspor PTBA mencapai 11,2 juta ton, naik 24,4% secara tahunan. Di samping itu, realisasi domestic market obligation (DMO) mencapai 51% dari total penjualan.
Niko menjelaskan bahwa penurunan kinerja PTBA terutama disebabkan oleh koreksi harga batubara, dengan rata-rata harga batubara ICI-3 mengalami penurunan sekitar 33% dari US$ 128,5 per ton pada Januari-September 2022 menjadi US$ 86,3 per ton pada Januari-September 2023. Di sisi lain, harga pokok penjualan mengalami kenaikan, terutama pada komponen biaya royalti, angkutan kereta api, dan jasa tambang.
PTBA terus berupaya memaksimalkan pasar di dalam negeri dan peluang ekspor untuk mempertahankan kinerjanya. Selain itu, perusahaan juga melaporkan kemajuan proyek besar seperti pembangunan PLTU Mulut Tambang Sumsel-8 berkapasitas 2×660 megawatt yang diharapkan beroperasi komersial pada kuartal IV-2023.
Mengenai proyek hilirisasi batubara, PTBA telah menyediakan lahan untuk pembangunan industri hilirisasi yang bekerja sama dengan mitra potensial.
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Rizkia Darmawan, mencatat bahwa laba bersih PTBA hingga kuartal III-2023 berada di bawah estimasi Mirae Asset, mencapai sekitar 54% dari proyeksi setahun penuh 2023.
Kinerja PTBA ke depan masih tergantung pada kepastian Mitra Instansi Pengelola (MIP) yang diharapkan dimulai pada akhir tahun ini atau awal tahun depan. Perusahaan juga mengharapkan adanya efisiensi biaya di sisi operasional tambang. Saat ini, Mirae Asset Sekuritas sedang mereview ulang target harga saham PTBA. Pada penutupan perdagangan kemarin, saham PTBA ditutup turun sebesar 2,63% ke Rp 2.590 per saham.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor