BeritaInvestor.id – PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) terus menggarisbawahi komitmennya untuk mendukung pencapaian target net zero emission di Indonesia. Salah satu strategi penting yang tengah diterapkan oleh BREN adalah peningkatan kapasitas pembangkit listrik panas bumi (PLTP) di Jawa Barat, yang dikelola oleh anak perusahaannya, Star Energy Geotermal (SEG). Penambahan kapasitas ini berfokus pada tiga lokasi PLTP yang dikelola oleh Star Energy, yaitu Wayang Windu (Bandung), Salak (Bogor), dan Darajat (Garut).
Hendra Soetjipto Tan, CEO Barito Renewables, menjelaskan bahwa ketiga PLTP tersebut akan mengalami peningkatan kapasitas sekitar 100 megawatt (MW). “Mengenai Jawa Barat, kita ada tiga lokasi dengan total kapasitas 886 MW. Tahun ini kami akan menambah 15 MW dengan binary power plant sehingga mencapai 900 MW. Dua tahun ke depan, kami akan menambah sekitar 100 MW dari tiga lokasi,” ujarnya ketika menjadi panelis dalam sesi Economic Growth through Green Investments BNI Investor Daily Summit 2023 di Hutan Kota by Plataran, Senayan, Jakarta, pada Rabu (25/10/2023).
Hendra juga menambahkan bahwa peningkatan kapasitas PLTP ini akan dilakukan secara bertahap hingga mencapai total 1.000 megawatt, dengan target selesai pada tahun 2027. Langkah ini sejalan dengan peta jalan pemerintah untuk mencapai net zero emission (NZE) pada tahun 2060. Sektor energi, khususnya energi baru terbarukan (EBT), memiliki peran kunci dalam pencapaian target NZE.
Energi panas bumi menjadi pilihan yang unggul dalam perubahan ini karena memiliki karakteristik yang ramah lingkungan. Untuk itu, BREN terus mempromosikan pengembangan dan pemanfaatan energi panas bumi. Bahkan, perusahaan juga tengah menjajaki peluang ekspansi pemanfaatan geotermal di luar Pulau Jawa, seperti di Sumatra dan Maluku.
Menurut Hendra, peluang untuk pemanfaatan panas bumi di daerah-daerah tersebut masih sangat besar. “Saat ini kita fokus pada geotermal di luar Pulau Jawa, khususnya di Sumatra dan Maluku. Jadi, potensi untuk pengembangan masih sangat luas,” tambah Hendra. Dia juga mengungkapkan bahwa kondisi titik panas bumi di wilayah Pulau Jawa telah mencapai batasnya, sehingga ekspansi ke wilayah-wilayah baru menjadi langkah yang krusial untuk memaksimalkan potensi geotermal di Indonesia.
“Di Jawa, lokasi-lokasi geotermal yang menarik bagi kami semakin sedikit. Kondisi ini berdampak pada risiko yang semakin tinggi, atau lokasi-lokasi yang potensial biasanya telah dimiliki oleh pihak lain. Selain itu, kapasitas yang tersedia cenderung terbatas, berkisar antara 10 MW hingga 50 MW,” ungkap Hendra.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor