BeritaInvestor.id – Harga minyak kelapa sawit (CPO) di Bursa Malaysia Exchange terus mengalami koreksi pada awal sesi perdagangan Rabu (11/10/2023). Menurut data Refinitiv, harga CPO melemah sebesar 0,14% dan berada pada level MYR 3.560 per ton pada pukul 08:00 WIB. Penurunan harga ini telah berlangsung cukup signifikan dalam beberapa waktu terakhir, membawa harga CPO mencapai kisaran 3.500, dan mencatatkan posisi terendahnya sejak 12 Juni 2023.
Pada hari sebelumnya, tepatnya pada Selasa (10/10/2023), harga CPO mengalami penurunan sebesar 1,11% dan berada pada posisi MYR 3.565 per ton. Dalam satu bulan, harga CPO telah merosot sebanyak 5,36%, dan secara tahunan koreksi mencapai 14,59%.
Penurunan harga CPO ini disebabkan oleh melonjaknya persediaan di Malaysia ke level tertinggi dalam 11 bulan terakhir, yang mengikuti peningkatan produksi pada bulan September. Data dari Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOB) menunjukkan bahwa stok minyak sawit Malaysia pada akhir September naik sebanyak 9,6% menjadi 2,31 juta ton dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Sementara itu, produksi minyak sawit mentah mengalami kenaikan sebesar 4,33% pada bulan yang sama, mencapai 1,83 juta ton, sementara ekspor minyak sawit mengalami penurunan menjadi 1,2 juta ton.
Dealer dari rumah perdagangan global yang berbasis di Mumbai menyatakan, “Stok meningkat di Malaysia, dan diperkirakan akan meningkat lebih lanjut karena produksi terus meningkat sementara ekspor masih lesu.”
Di sisi lain, minyak kedelai berjangka di Chicago Board of Trade turun sebesar 1,28%. Dari segi ekspor produk minyak sawit Malaysia, pada periode 1-10 Oktober mengalami kenaikan sebesar 12,5% jika dibandingkan dengan tingkat bulan sebelumnya menurut data dari surveyor kargo pada Selasa (10/10/2023).
Namun, permintaan minyak sawit terus menurun. Mitesh Saiya, manajer perdagangan di perusahaan Kantilal Laxmichand & Co yang berbasis di Mumbai, menjelaskan, “Meskipun ada ancaman El Nino, permintaan benar-benar berkurang. India memiliki stok yang cukup, dan minyak saingannya juga memberikan tekanan pada minyak sawit.” Impor minyak sawit India pada bulan September turun 26% dari bulan sebelumnya karena persediaan melonjak ke tingkat rekor.
Penurunan harga minyak selama beberapa hari terakhir terjadi meskipun ada potensi gangguan pasokan akibat konflik di Timur Tengah. Situasi ini telah membuat minyak kelapa sawit menjadi pilihan yang kurang menarik untuk bahan baku biodiesel.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor