BeritaInvestor.id – Pada awal perdagangan Senin (9/10/2023), mayoritas bursa saham di wilayah Asia-Pasifik mengalami pelemahan, meskipun Wall Street AS melaporkan kinerja positif pada akhir pekan lalu. Pukul 08:30 WIB, indeks Shanghai Composite China tercatat mengalami penurunan sebesar 0,51%, sementara Straits Times Singapura mengalami koreksi sebesar 0,34%. Namun, indeks ASX 200 Australia berhasil mencatatkan kenaikan sebesar 0,44%.
Pembukaan bursa saham Hong Kong ditunda hingga pemberitahuan lebih lanjut karena badai Koinu. Sementara itu, bursa saham Jepang dan Korea Selatan tidak beroperasi hari ini karena sedang merayakan libur nasional.
Pasar saham China kembali beroperasi setelah menjalani libur Golden Week pekan lalu. Meskipun Wall Street AS melaporkan kinerja yang menggembirakan pada hari Jumat pekan lalu, bursa Asia-Pasifik nampaknya masih terkoreksi.
Di hari yang sama, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) AS mengalami kenaikan sebesar 0,87%, S&P 500 melonjak 1,18%, dan Nasdaq Composite melejit 1,6%. Penguatan ini terjadi meskipun data tingkat pengangguran AS terbaru menunjukkan angka yang lebih tinggi dari perkiraan, dan yield obligasi pemerintah AS masih tetap tinggi.
Data tenaga kerja AS menunjukkan peningkatan sebanyak 336 ribu pekerja pada bulan September, melebihi perkiraan ekonom yang sebelumnya memperkirakan kenaikan sebesar 170.000 pekerja dengan kenaikan upah yang lebih rendah dari perkiraan. Peningkatan peluang kerja di AS mengindikasikan potensi pertumbuhan bisnis yang signifikan, sementara upah yang stabil berkontribusi pada kinerja perusahaan dan pengendalian inflasi.
Namun, perang yang meletus antara Palestina dan Hamas pada pekan lalu telah menciptakan ketidakpastian global yang berdampak pada pasar. Salah satu dampak tercepat adalah kenaikan harga minyak global, yang berpotensi meningkatkan tingkat inflasi. Harga minyak Brent, sebagai contoh, melonjak lebih dari 3% pada akhir pekan lalu akibat ketegangan di Timur Tengah. Selain itu, harga gas juga mengalami peningkatan yang signifikan.
Meskipun Wall Street melaporkan performa yang kuat, pasar global masih berada dalam situasi yang berfluktuasi, dengan banyak faktor yang memengaruhi sentimen investasi.