BeritaInvestor.id – Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) memproyeksikan peningkatan produksi minyak kelapa sawit Indonesia sebesar 5% dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dengan perkiraan stok mencapai 3,2 juta ton pada akhir tahun ini.
Menurut Sekretaris Jenderal GAPKI, M. Hadi Sugeng, produksi minyak kelapa sawit mentah Indonesia pada tahun 2023 diperkirakan akan mencapai 49 juta ton, dengan tambahan perkiraan produksi sekitar 4,7 juta ton minyak kernel. Proyeksi ini tetap optimis meskipun adanya perkiraan penundaan panen tahun ini yang disebabkan oleh fenomena cuaca El Nino.
Data terbaru dari GAPKI juga menunjukkan bahwa Indonesia, sebagai pengekspor minyak sawit terbesar di dunia, memiliki stok minyak sawit sekitar 3,13 juta ton pada akhir Juli.
Sementara itu, harga kontrak acuan minyak sawit untuk pengiriman Desember di Bursa Malaysia Derivatives Exchange mengalami kenaikan sebesar 0,84% menjadi 3.735 ringgit (USD790,39) per metrik ton pada awal perdagangan. Para analis memperkirakan bahwa harga minyak kelapa sawit di Malaysia akan berada dalam kisaran 3.765-3.795 ringgit per metrik ton, setelah stabil di sekitar level support sebesar 3.686 ringgit.
Tantangan harga minyak kelapa sawit di Malaysia dipengaruhi oleh pola cuaca El Nino yang dapat mengancam pasokan, sementara permintaan terus meningkat. Pemerintah Indonesia sendiri telah menaikkan harga referensi minyak sawit mentahnya menjadi USD827,37 per metrik ton untuk periode 1-15 Oktober. Meskipun demikian, pajak ekspor dan pungutan untuk minyak sawit mentah tetap tidak mengalami perubahan, yaitu USD33 dan USD85 per metrik ton. Sepanjang bulan September, kontrak berjangka minyak kelapa sawit mengalami penurunan sebesar 6,06% secara bulanan setelah mengalami dua kenaikan berturut-turut.
Disclaimer : Artikel ini hanya bersifat informasional dan tidak mengandung rekomendasi investasi.
