Pada pembukaan perdagangan hari Rabu, harga minyak mentah dunia mengalami kenaikan seiring fokus pasar pada keterbatasan pasokan. Harga minyak mentah WTI dibuka menguat 0,15% ke posisi US$90,53 per barel, sementara minyak mentah Brent naik 0,17% ke US$94,12 per barel.
Pada sesi perdagangan sebelumnya, harga minyak WTI ditutup menguat 0,79% ke US$90,39 per barel, sementara minyak Brent ditutup menguat 0,72% ke US$93,96 per barel.
Kenaikan harga minyak pada awal perdagangan ini didorong oleh perhatian terhadap keterbatasan pasokan menjelang musim dingin dan konsep “soft landing” dalam perekonomian Amerika Serikat (AS).
Namun, data industri yang dirilis pada hari Selasa menunjukkan peningkatan stok minyak mentah AS sekitar 1,6 juta barel, berlawanan dengan ekspektasi analis yang memproyeksikan penurunan sekitar 300.000 barel. Perhatian juga tetap terfokus pada stok minyak mentah di pusat penyimpanan utama Cushing, Oklahoma, yang masih di bawah tingkat operasi minimum.
Penarikan lebih lanjut di Cushing, yang merupakan titik pengiriman minyak mentah berjangka AS, dapat memberikan tekanan tambahan pada pasar minyak karena ini akan meningkatkan ketatnya pasokan yang sudah dipersempit oleh pengurangan pasokan oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, OPEC+.
Selain itu, permintaan ekspor yang tinggi juga menjadi faktor yang memengaruhi produksi minyak. Rusia baru-baru ini melonggarkan larangan ekspor bensin dan solar, tetapi larangan ekspor solar dan bensin berkualitas tinggi masih berlaku. Hal ini akan mempengaruhi kelangsungan ekspor produk yang telah diterima oleh Kereta Api Rusia dan Transneft.
Sementara itu, Presiden Bank Sentral Federal Minneapolis, Neel Kashkari, mengatakan bahwa “soft landing” dalam perekonomian AS kemungkinan besar akan terjadi, namun ada kemungkinan 40% bahwa The Fed perlu menaikkan suku bunga untuk mengatasi inflasi. Ini dapat mempengaruhi biaya pinjaman dan dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak.
Bank of England (BoE) juga diperkirakan akan mempertahankan suku bunga pada tingkat 5,25% hingga bulan Juli, meskipun beberapa ekonom berpendapat bahwa akan ada kenaikan suku bunga lagi tahun ini. Keputusan suku bunga ini juga dapat memengaruhi biaya pinjaman dan permintaan minyak.
Di sisi lain, Senat AS mengambil langkah maju dalam rancangan undang-undang bipartisan untuk menghindari penutupan pemerintahan hanya dalam lima hari, sementara DPR berupaya untuk melanjutkan kebijakan yang bertentangan dan hanya didukung oleh Partai Republik.