BeritaInvestor.id – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan secara resmi peluncuran Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon) pada 26 September 2023. Pada tanggal 18 September 2023, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan izin usaha penyelenggara bursa karbon kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui Surat Keputusan nomor KEP-77/D.04/2023.
Pada hari perdagangan karbon perdana tanggal 26 September, IDXCarbon mencatatkan perdagangan karbon sebanyak 459.953 ton unit karbon dengan 27 kali transaksi yang terjadi. Penyedia unit karbon pada perdagangan perdana adalah Pertamina New and Renewable Energy (PNRE), yang menyediakan unit karbon dari Proyek Lahendong Unit 5 dan Unit 6 PT Pertamina Geothermal Energy Tbk.
Beberapa perusahaan yang berperan sebagai pembeli unit karbon pada perdagangan perdana IDXCarbon antara lain PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank CIMB Niaga Tbk, PT Bank DBS Indonesia, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT BNI Sekuritas, PT BRI Danareksa Sekuritas (bagian dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk), PT CarbonX Bumi Harmoni, PT MMS Group Indonesia, PT Multi Optimal Riset dan Edukasi, PT Pamapersada Nusantara, PT Pelita Air Service, PT Pertamina Hulu Energi, PT Pertamina Patra Niaga, PT Truclimate Dekarbonisasi Indonesia, dan PT Udara Untuk Semua (Fairatmos).
Direktur Utama BEI selaku penyelenggara IDXCarbon, Iman Rachman, mengatakan bahwa IDXCarbon adalah tonggak penting dalam komitmen Indonesia untuk mencapai target net zero emission pada tahun 2060 atau bahkan lebih cepat. IDXCarbon berkomitmen untuk memberikan transparansi, keandalan, dan keamanan dalam perdagangan karbon di Indonesia, menciptakan lingkungan perdagangan yang teratur, wajar, dan efisien.
Bursa karbon berpotensi menguntungkan perusahaan yang memiliki proyek-proyek hijau, seperti energi terbarukan dan kehutanan, karena mereka dapat menjual kredit karbonnya. Beberapa perusahaan yang berpotensi diuntungkan termasuk operator pembangkit listrik panas bumi (PLTP) seperti PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) hingga PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), anak usaha PT Barito Pacific Tbk (BRPT). Selain itu, operator pembangkit listrik tenaga air (PLTA) seperti PT Arkora Hydro Tbk (ARKO) dan PT Kencana Energi Listrik Tbk (KEEN), serta pemilik konsesi kehutanan seperti PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD).
Perusahaan dapat menjual kredit karbon di bursa setelah aset mereka diverifikasi oleh perusahaan inspeksi, seperti Sucofindo dan PT Mutuagung Lestari Tbk (MUTU), serta terdaftar di SRN PPI yang dimiliki oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Namun, pada tanggal 26 September 2023, harga saham yang terkait dengan energi terbarukan mengalami penurunan, termasuk PGEO (-7,48%), BRPT (-8,81%), KEEN (-12,74%), ARKO (-11,90%), WOOD (-2,94%), dan MUTU (-11,98%). Penurunan ini diyakini sebagai hasil dari aksi jual, setelah harga saham-saham tersebut mengalami kenaikan signifikan dalam sebulan terakhir.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor