BeritaInvestor.id – Harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) di Bursa Malaysia Exchange kembali mengalami penurunan di awal sesi perdagangan pada Selasa (26/9/2023), mengakhiri penguatan dua hari berturut-turut yang terjadi sejak pekan lalu.
Data dari Refinitiv mencatatkan bahwa pada sesi awal perdagangan, harga CPO mengalami penurunan sebesar 0,75% dan berada pada posisi MYR 3.688 per ton pada pukul 08:00 WIB. Dengan demikian, harga CPO kembali berada di level psikologis 3.600.
Meskipun pada perdagangan Senin (25/9/2023) harga CPO ditutup dengan kenaikan sebesar 0,95% dan mencapai posisi MYR 3.716, namun secara bulanan harga masih mengalami penurunan sebesar 7,33%, dan secara tahunan tercatat penurunan sebesar 10,97%.
Koreksi harga CPO ini terjadi di tengah kenaikan harga minyak saingan seperti minyak kedelai di Dalian yang naik 0,91%, sedangkan kontrak minyak sawit di Dalian turun 0,03%. Di Chicago Board of Trade, harga minyak kedelai juga mengalami penurunan sebesar 0,65%.
Harga minyak kelapa sawit sangat dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak nabati lainnya, terutama minyak kedelai, saat bersaing dalam pasar minyak nabati global.
Seorang pedagang berbasis di Kuala Lumpur mengungkapkan, “Pasar hari ini tampaknya berada dalam mode koreksi, mengikuti kekuatan Dalian sambil menunggu petunjuk baru dari produksi. Jika musim hujan yang sedang dialami di Malaysia terus berlanjut, produksi mungkin akan melambat, yang dapat memberikan dukungan kepada pasar kami.”
Selain itu, ekspor produk minyak sawit Malaysia selama periode 1 hingga 25 September mengalami peningkatan sebesar 15,2% menjadi 1.088.875 ton dibandingkan dengan 945.155 ton yang dikirimkan selama 1 hingga 25 Agustus. Data dari surveyor kargo Intertek Testing Services juga mencatat peningkatan ekspor sebesar 17,5% menjadi 1.144.707 metrik ton dibandingkan dengan 974.235 metrik ton yang dikirimkan pada periode yang sama bulan sebelumnya.
Namun, ada kekhawatiran terkait tren kekeringan yang diperkirakan akan memburuk pada bulan Oktober di Indonesia, yang merupakan produsen minyak sawit terbesar di dunia, dan hal ini dapat berdampak pada produksi minyak kelapa sawit.
Disclaimer : Artikel ini hanya bersifat informasional dan tidak mengandung rekomendasi investasi.