BeritaInvestor.id – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) mengumumkan rencananya untuk melakukan pemecahan saham beredar atau stock split dengan rasio 1:2. Keputusan ini telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) tahun 2023 yang digelar pada Selasa (19/9/2023).
Corporate Secretary BNI, Okki Rushartomo, menjelaskan bahwa pelaksanaan stock split ini akan efektif paling lambat pada tanggal 10 Oktober 2023. Hal ini sesuai dengan Service Level Agreement (SLA) Bursa Efek Indonesia (BEI). Okki juga melihat adanya potensi kenaikan harga saham BBNI terkait aksi korporasi ini. Saat ini, rasio price to book value (PBV) BBNI sebesar 1,2 kali, di bawah rata-rata 10 tahun yang berada di kisaran 1,4 kali.
“Ini menunjukkan saham BNI saat ini masih undervalued, sehingga masih ada potensi,” kata Okki kepada CNBC Indonesia pada Selasa (20/9/2023).
Dengan pemecahan saham ini, nilai nominal per Saham Seri A Dwiwarna dan Seri B akan berubah dari Rp 7.500 menjadi Rp 3.750. Namun, perlu diperhatikan bahwa 1 saham Seri A Dwiwarna akan tetap dipertahankan sebagai saham Seri A Dwiwarna yang dimiliki oleh Negara Republik Indonesia dengan nilai nominal Rp 3.750.
Selain itu, 1 saham Seri A Dwiwarna akan menjadi 1 saham Seri B yang dimiliki oleh Negara Republik Indonesia, dengan nilai nominal Rp 3.750 per saham. Sementara nilai nominal per Saham Seri C akan berubah dari Rp 375 menjadi Rp 187,5. Sehubungan dengan pemecahan saham ini, RUPS-LB juga menyetujui perubahan Pasal 4 ayat (1) dan (2) Anggaran Dasar terkait dengan nilai nominal per saham.
Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar, menjelaskan bahwa aksi korporasi ini bertujuan untuk meningkatkan minat investor ritel untuk berinvestasi dalam saham BBNI, sekaligus memberikan dorongan positif bagi perkembangan pasar modal di Indonesia.
“Stock split ini latar belakangnya, bahwa kami ingin terus berpartisipasi mendorong pasar modal tanah air menjadi lebih menarik dan likuid, sehingga melalui aksi korporasi stock split ini, perseroan dapat memberikan kesempatan yang lebih luas kepada investor ritel untuk berinvestasi di saham BNI,” ujar Royke saat konferensi pers RUPS-LB BNI tahun 2023 yang diadakan secara virtual pada Selasa (19/9/2023).
Dengan rasio pemecahan saham 1:2, diharapkan basis investor dapat diperluas, sementara harga saham BBNI menjadi lebih terjangkau bagi investor perorangan. Dengan demikian, langkah ini diharapkan dapat berdampak positif pada aktivitas perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan mendorong likuiditas saham perseroan yang lebih baik.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor