BeritaInvestor.id – Harga batu bara terus menunjukkan kenaikan yang stabil, bertahan di atas level psikologis US$160 per ton. Kenaikan harga ini dipicu oleh sejumlah faktor, termasuk potensi kenaikan impor batu bara oleh China dan sengketa pemogokan tenaga kerja gas alam cair (LNG) di Australia.
Pada hari Selasa (12/9/2023), harga batu bara kontrak Oktober di ICE Newcastle mencapai US$162,50 per ton, mengalami kenaikan tipis sebesar 1,56%. Kenaikan ini menjadi bagian dari tren positif selama bulan ini, di mana harga batu bara telah menguat sebanyak 2,52%. Meskipun kenaikan ini terlihat moderat dibandingkan dengan kenaikan signifikan sebesar 12,49% yang terjadi pada bulan Agustus, hal ini menunjukkan kestabilan harga yang kuat.
Salah satu faktor utama di balik kenaikan harga batu bara adalah meningkatnya permintaan dari China, yang merupakan konsumen batu bara terbesar di dunia. Harga batu bara produksi dalam negeri China cenderung lebih mahal daripada harga impor, sehingga China telah meningkatkan impornya, mempengaruhi harga batu bara global.
Selain itu, produksi batu bara komersial Zhunge’er di China mencapai level tertinggi dalam lima tahun pada bulan Agustus. Ini adalah tanda bahwa permintaan dalam negeri China sedang pulih, yang memiliki dampak positif pada harga batu bara.
Pasar batu bara di Asia juga perlu memantau sentimen dari India, konsumen batu bara terbesar kedua di dunia. India mengalami peningkatan stok batu bara termal sebesar 4% dalam sepekan terakhir, menurut data Coal Mint. Hal ini terjadi karena perusahaan tambang terbesar milik negara India, Coal India Ltd (CIL), mencatatkan peningkatan produksi batu bara sebesar 13% dibandingkan tahun sebelumnya.
Namun, peningkatan produksi ini juga menjadi salah satu faktor yang dapat menahan kenaikan harga batu bara. Menurut prinsip dasar ekonomi permintaan dan penawaran, jika pasokan tinggi dan permintaan relatif rendah, hal tersebut dapat menyebabkan penurunan harga.
Selain faktor-faktor di atas, pasar energi juga memperhatikan situasi pemogokan pekerja gas alam cair (LNG) di Australia. Para pekerja Chevron di fasilitas LNG Gorgon dan Wheatstone telah melakukan pemogokan, yang akan ditentukan oleh pengadilan Australia pekan depan.
Eropa, yang merupakan salah satu pengguna gas utama, menghadapi pemogokan ini dengan berusaha meningkatkan penggunaan sumber energi alternatif, seperti tenaga angin di Inggris. Selain itu, pasokan gas alam Eropa masih dalam jumlah yang cukup tinggi, sehingga pemogokan di Australia belum berdampak signifikan pada permintaan gas alam Eropa.
Meskipun ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi harga batu bara, tren kenaikan harga yang stabil menunjukkan pentingnya pemantauan terus-menerus dalam pasar komoditas ini.
Disclaimer : Artikel ini hanya bersifat informasional dan tidak mengandung rekomendasi investasi.