Berita Investor
No Result
View All Result
  • Home
  • Ekonomi
  • Emiten
  • Regulator
Berita Investor
  • Home
  • Ekonomi
  • Emiten
  • Regulator
No Result
View All Result
Berita Investor
No Result
View All Result

Kondisi Perusahaan TELE yang Masih Memperihatinkan

by Tim Redaksi
12, September, 2023
in Emiten
0
Kondisi Perusahaan TELE yang Masih Memperihatinkan
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

BeritaInvestor.id – PT. Omni Inovasi Indonesia Tbk, sebelumnya dikenal sebagai PT. Tiphone Mobile Indonesia Tbk dengan kode emiten TELE, masih berjuang dalam mengatasi berbagai kendala yang dihadapinya. Perusahaan ini mengalami penghentian perdagangan sahamnya oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) karena belum menunaikan kewajiban pembayaran kupon dan pokok obligasi yang telah jatuh tempo.

Saham TELE telah dihentikan perdagangan sejak 27 Juni 2022. Sebelumnya, saham ini sudah mengalami penghentian perdagangan dari 10 Juni 2020 hingga 06 Juni 2022. Ini menjadi kendala serius bagi pemegang saham, di mana 1,76 miliar lembar saham atau setara dengan 24,14% dari total kepemilikan saham terkunci dan tidak dapat diperdagangkan.

Meskipun telah mengubah nama perusahaan menjadi PT. Omni Inovasi Indonesia Tbk dan melakukan ekspansi bisnis sebagai switching service provider, TELE masih belum mampu keluar dari kondisi merugikan. Hingga Juni 2023, TELE mencatatkan kerugian sebesar Rp18,5 miliar, meskipun angka ini menunjukkan penurunan dari kerugian pada periode yang sama tahun sebelumnya, yakni Rp118,7 miliar.

Kinerja keuangan TELE di semester I 2023 menunjukkan beberapa perbaikan. Pendapatan Perseroan meningkat 30% menjadi Rp1,77 triliun, dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya mencapai Rp1,36 triliun. Beban umum dan administrasi juga mengalami penurunan menjadi Rp21 miliar, dibandingkan dengan Rp54,6 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Baca:

Direktur Operasi WEGE Dwi Purnomo Mundur: RUPS Akan Finalisasi

SMMA Laba Bersih Melejit 284% Meski Pendapatan Turun di Kuartal I 2025

Meskipun demikian, TELE masih menghadapi tantangan serius. Marginnya sangat tipis, hanya mencapai 0,87% dari selisih pendapatan dan beban pokok pendapatannya. Return On Asset (ROA) dan Debt to Equity Ratio (DER) berada di angka negatif masing-masing sebesar 30,58% dan 102,65%. Ini mengindikasikan bahwa kemampuan TELE dalam membayar kewajiban terhadap modalnya sangat rendah.

Kendati demikian, TELE memiliki proyeksi bisnis yang lebih positif di masa depan. Perusahaan ini telah menjadi mitra PLN dalam penjualan token listrik dan berfokus pada pengembangan usaha distribusi digital dengan bermitra dengan prinsipal-prinsipal terkait. TELE juga berencana memasuki bisnis switching service provider melalui kerja sama dengan operator telekomunikasi.

Namun, saham TELE tetap berada dalam status suspensi karena belum menunaikan kewajiban pembayaran obligasi. Hal ini menunjukkan bahwa TELE masih memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah keuangan dan memulihkan kepercayaan investor.

Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor

Tags: Berita SahamBeritaInvestor.idTELE BangkrutTele Saham
Previous Post

Tumiyana Mendivestasi 164.046.190 Saham WMPP, Apa yang Terjadi?

Next Post

Inspirasi dari Arifin Panigoro, Pendiri Legendaris Medco Energi (MEDC)

Next Post
Inspirasi dari Arifin Panigoro, Pendiri Legendaris Medco Energi (MEDC)

Inspirasi dari Arifin Panigoro, Pendiri Legendaris Medco Energi (MEDC)

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Home
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer

Hak Cipta © 2023 - Berita Investor

No Result
View All Result
  • Home
  • Ekonomi
  • Emiten
  • Regulator

Hak Cipta © 2023 - Berita Investor