BeritaInvestor.id – Bank Indonesia (BI) bersiap menggandeng bank sentral enam negara ASEAN untuk meluncurkan Proyek Nexus, sistem pembayaran digital lintas batas yang diharapkan rampung pada 2027. Proyek ini akan memudahkan transaksi keuangan ritel secara real-time antarbangsa dengan menggunakan standar teknologi bersama.
Tujuan Proyek Nexus
Perry Warjiyo, Gubernur BI, menjelaskan bahwa Nexus bertindak sebagai ‘jembatan bahasa’ untuk menghubungkan sistem pembayaran instan domestik masing-masing negara. Platform ini akan memfasilitasi transfer uang antarwilayah ASEAN dengan biaya rendah dan waktu proses lebih cepat dibandingkan metode konvensional.
BIS dan Perannya sebagai Penasihat
Proyek ini diinisiasi oleh Bank for International Settlements (BIS) melalui BIS Innovation Hub. Lembaga ini tidak hanya menyarankan strategi operasional, tetapi juga membuka pintu kerja sama ke negara-negara di luar ASEAN. ‘Bahasa teknis yang seragam akan memungkinkan interoperabilitas global’, kata Perry.
Teknologi Indonesia dalam Proyek ini
BI menyoroti penggunaan QRIS sebagai fondasi infrastruktur digital Indonesia. Sistem BI-Fast akan berperan sebagai ‘penerjemah teknis’ untuk menghubungkan standar lokal dengan sistem internasional. Ini sejalan dengan fokus ASEAN pada pembayaran ritel berbasis mobile, yang dinilai lebih mendukung inklusi keuangan masyarakat.
Mimpi Regional dan Global
Perry mencontohkan model serupa di Eropa (SEPA) dan Timur Tengah. Dengan Nexus, ASEAN ingin menciptakan ekosistem pembayaran regional yang bisa terintegrasi dengan sistem global seperti BISCoin. ‘Ini bukan hanya soal teknologi, tapi tentang mendekatkan masyarakat Asia dalam transaksi sehari-hari’, tambahnya.
Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.