BeritaInvestor.id – Rupiah yang awalnya menguat hingga level terkuat sejak Maret 2024 gagal mempertahankan kenaikan di penutupan pasar, lantaran data pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2025 mencapai 4.87% – angka terendah sejak tahun 2021. Di level penutupan, rupiah berada di Rp16.435/US$, sama dengan posisi hari Jumat lalu.
Data Ekonomi RI Merosot di Bawah Ekspektasi
Pertumbuhan PDB Indonesia sebesar 4.87% jauh di bawah proyeksi pasar yang mencapai 4.92%, dan menegaskan perlambatan ekonomi terburuk sejak kuartal III-2021 (3.53%). Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut penurunan ini dipicu oleh lesunya konsumsi rumah tangga (4.89%) dan investasi (2.12%). Sementara ekspor hanya tumbuh 6.78%, turun dari kuartal sebelumnya.
Mata Uang Asia Lainnya Kuat Saat Rupiah Lesu
Sementara rupiah stagnan, mata uang Asia lainnya seperti dolar Taiwan (naik 2.43%) dan ringgit Malaysia menguat terhadap dolar AS. Peso Filipina justru melemah 0.32%, sementara IHSG tetap stabil di level 6.874.
Rupiah Terbebani Penjualan Surat Utang Negara
Penguatan rupiah terhambat tekanan jual dari pasar obligasi global. Yield surat utang Indonesia di level 2 tahun naik 0.3 bps, sementara tenor 5 tahun dan 10 tahun masing-masing bergerak +1bps dan turun -0.6 bps.
Pertimbangan Bank Indonesia untuk Menurunkan Suku Bunga
Ekonom memperingatkan perlambatan ekonomi bisa semakin parah jika Bank Indonesia (BI) tidak segera melonggarkan kebijakan moneter. Chief Economist Trimegah Securities, Fakhrul Fulvian, menyatakan: ‘Ruang penurunan suku bunga BI saat ini sangat terbuka‘ karena inflasi rendah (3% YTD) dan rupiah stabil. Ia memprediksi pemangkasan 25 basis poin (bps) di rapat Dewan Gubernur BI bulan ini.
Bloomberg Economics: PDB Tahun Ini Akan Turun Di Bawah 4.9%
Analisis dari Bloomberg menunjukkan pertumbuhan ekonomi RI tahun ini berisiko jeblos ke angka kurang dari 4.9%, terutama jika kebijakan tarif AS tetap bertahan hingga paruh kedua 2025.
Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.