BeritaInvestor.id – Rupiah diprediksi bergerak terbatas hari ini setelah data pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal 1-2025 mencapai 4,87%, di bawah ekspektasi pasar. Angka ini memperkuat harapan masyarakat atas kemungkinan penurunan suku bunga BI Rate bulan Mei. Bank Indonesia akan mengumumkan survei harga properti residensial kuartal pertama sementara Kementerian Keuangan menjual surat utang negara (SBN) senilai Rp26 triliun.
Pengaruh Global pada Rupiah
Penguatan rupiah sejauh ini terbatas karena indeks dolar AS melemah 0,2% dan Federal Reserve AS memulai pertemuan dua hari Komite Terbuka (FOMC). Spekulasi soal perundingan perdagangan AS-Tiongkok menekan permintaan dolar global. Namun, rupiah NDF di pasar offshore tetap stabil di Rp16.453/US$.
Pertumbuhan Ekonomi & Prediksi BI Rate
Pertumbuhan ekonomi 4,87% menciptakan alarm bagi para analis. Trimegah Securities, dipimpin Fakhrul Fulvian, memproyeksikan penurunan suku bunga BI sebesar 25 basis poin hingga Rp16.380/US$. Ini berpotensi mendorong IHSG dan harga surat utang negara (SUN).
Risiko Resesi dan Pergerakan Modal
Bloomberg memperkirakan probabilitas resesi Indonesia selama 12 bulan ke depan meningkat hingga 10%. Investor asing mulai kembali masuk pasar saham, net buy US$5,1 juta kemarin. Di sisi lain, mereka melepas SUN senilai Rp2,11 triliun.
Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.