BeritaInvestor.id – Sejumlah pejabat Indonesia, termasuk Menteri Airlangga Hartarto dan Ketua OJK Mahendra Siregar, akan melakukan kunjungan ke Washington DC AS dari 16–23 April untuk negosiasi tarif perdagangan. Kunjungan ini bertujuan meredam beban yang ditimbulkan oleh kebijakan Presiden Trump yang memasang tarif minimal 10% pada ekspor Indonesia ke Amerika.
Siapa yang Ikut dalam Tim Perunding?
Pembicaraan dipimpin langsung oleh Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto, Wakil Menlu Arrmanatha Nasir, serta Menteri Keuangan Sri Mulyani. Tim juga terdiri dari Wakil Ketua DEN Mari Elka Pangestu dan Ketua OJK Mahendra Siregar. Mereka akan bertemu dengan pejabat senior AS seperti US Trade Representative (USTR), Sekretaris Komersial, hingga Menlu AS.
Strategi Indonesia: Dokumen Non-Paper & Mitigasi Delta $18–$19 Miliar
Airlangga mengklaim Indonesia akan membawa dokumen komprehensif untuk menyelesaikan masalah tarif, hambatan non-tarif, investasi, dan kerja sama ekonomi. Ia menyebut defisit perdagangan sebesar $18 miliar–$19 miliar akan diatasi melalui penyeimbang ekspor-impor, serta mengajak perusahaan AS berinvestasi di Indonesia dan sebaliknya.
Pengenaan Tarif Trump: Dampak Global hingga Tunda 90 Hari
Sejak 5 April 2025, Presiden Trump menerapkan tarif dasar 10% untuk semua negara ekspor ke AS. Namun, bea masuk resiprokal yang seharusnya mulai 9 April ditunda selama tiga bulan. Negara terdampak termasuk Uni Eropa (€380 miliar barang kena bea), China (tarif total 125%), dan Vietnam.
Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.