Berita Investor
No Result
View All Result
  • Home
  • Ekonomi
  • Emiten
  • Regulator
Berita Investor
  • Home
  • Ekonomi
  • Emiten
  • Regulator
No Result
View All Result
Berita Investor
No Result
View All Result

Krisis Kepercayaan Pasar: Dolar AS dan Obligasi Terguncang Akibat Perang Dagang

by Tim Redaksi
11, April, 2025
in Emiten
0
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

BeritaInvestor.id – Gejolak pasar global terjadi setelah kebijakan Presiden AS Donald Trump memicu ketegangan perang dagang. Investor asing mulai mengurangi dana di aset Amerika, termasuk saham, US Treasury (obligasi Pemerintah AS), dan dolar AS. Indeks Dolar AS turun hampir 9% tahun ini, sementara yield UST-10Y naik ke level 4,44%. Para analis khawatir ‘kepercayaan pasar’ terhadap Amerika mulai retak karena ketidakstabilan politik dan utang publik yang melejit.

Penguatan Yen dan Euro Menggerus Dolar AS
Pada sesi Asia, dolar AS ambles di bawah level 100 setelah tertekan oleh penguatan yen Jepang (¥), euro (£), franc Swiss (CHF), dan krona Swedia (SEK). Volatilitas ini terjadi meski Trump menunda tarif impor untuk beberapa negara, tetapi tetap mempertahankannya pada Tiongkok.

Obligasi AS sebagai ‘Safe Haven’ Terkikis Kepercayaan
Tradisionalnya, US Treasury dianggap aset bebas risiko. Namun kini, yield obligasi jangka panjang seperti 20Y dan 30Y mencapai 4,93% dan 4,89%. Hal ini menunjukkan investor semakin waspada terhadap ketidakstabilan aset AS. Menteri Keuangan mantan Presiden Bill Clinton, Larry Summers, menyebut pergerakan UST saat ini mirip obligasi negara berkembang.

Reaksi Investor Asing: Lari dari Aset Amerika?
Jepang (US$ 1,07 triliun) dan Tiongkok (US$ 760 miliar)—dua pemegang Treasury terbesar—juga mengalami penurunan nilai aset. Ketidakpastian politik di Washington membuat pasar global ragu. Jim Grant dari Grant’s Interest Rate Observer menyatakan: ‘persepsi dunia soal manajemen fiskal AS sedang diragukan‘.

Baca:

Direktur Operasi WEGE Dwi Purnomo Mundur: RUPS Akan Finalisasi

SMMA Laba Bersih Melejit 284% Meski Pendapatan Turun di Kuartal I 2025

Dampak pada Pasar Keuangan Global dan Indonesia
Volatilitas di AS mengguncang pasar obligasi domestik. Yield SUN-10Y anjlok 17 basis poin saat kembali dari libur panjang, memaksa Bank Indonesia intervensi. Surat utang RI berdenominasi dolar (INDON) juga terpukul: yield 20Y naik 10 bps ke level 5,86%. Hal ini mengkhawatirkan karena AS bergantung pada pembeli asing sebesar US$7 triliun Treasury, kata Apollo Global Management.

Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Previous Post

PMI Manufaktur Indonesia Naik 52.4, Konsumsi Masyarakat Dorong Pemulihan Ekonomi

Next Post

Saham NICL Dipenguji Investor dan Hadapi Gugatan Hukum

Next Post

Saham NICL Dipenguji Investor dan Hadapi Gugatan Hukum

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Home
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer

Hak Cipta © 2023 - Berita Investor

No Result
View All Result
  • Home
  • Ekonomi
  • Emiten
  • Regulator

Hak Cipta © 2023 - Berita Investor