BeritaInvestor.id – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi tahun ke tahun (y-o-y) di Indonesia pada Maret 2025 sebesar 1,03%, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) berada di level 107,22. Data ini mengungkap fluktuasi harga yang signifikan di beberapa provinsi dan wilayah.
Puncak Inflasi Provinsi: Papua Pegunungan vs. Deflasi di Bengkulu
Provinsi dengan inflasi tertinggi y-o-y adalah Papua Pegunungan (8,05%, IHK 115,26), sementara deflasi paling dalam terjadi di Kabupaten Muko-Muko (-0,83%). Provinsi dengan inflasi terendah y-o-y adalah Papua Barat Daya (0,24%) dan Bengkulu yang mengalami deflasi ringan (-0,22% hingga -0,01%).
Inflasi di Kota/Kabupaten: Kontras antara Jayawijaya & Tanjung Pinang
Di tingkat kota/kabupaten, inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Jayawijaya (8,05%) dengan IHK 115,26. Sementara itu, Kota Tanjung Pinang mencatat inflasi paling rendah y-o-y hanya 0,07%. Deflasi terdalam di tingkat kabupaten/kota adalah di Kabupaten Muko-Muko (-0,83%).
Pemicu Kenaikan Harga: Konsumsi & Layanan
Kenaikan harga dipicu oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran seperti makanan/minuman (2,07%), kesehatan (1,80%), pendidikan (1,89%), dan jasa perawatan pribadi (8,71%). Di sisi lain, sektor perumahan turun 4,68%, sementara informasi & komunikasi mengalami penurunan tipis (-0,24%).
Data Tambahan: M-to-M dan Y-to-D
Selain y-o-y, inflasi bulanan (m-to-m) Maret 2025 mencapai 1,65%, sementara kumulatif tahun ini (y-to-d) naik 0,39%. Komponen inti inflasi y-o-y diperkirakan 2,48%.
Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.