BeritaInvestor.id – Bursa saham Asia diprediksi akan menguat setelah Wall Street mencatat kenaikan signifikan akibat kekhawatiran soal sanksi perdagangan AS mereda. Indeks berjangka di Tokyo, Shanghai, dan Sydney menunjukkan potensi penguatan, meskipun Hong Kong diprediksi turun.
Peran Tarif AS dalam Perubahan Sentimen Pasar
Peningkatan optimisme terjadi setelah Presiden Trump menyatakan sanksi perdagangan tidak akan seketat yang dikhawatirkan. Indeks Nasdaq 100 naik 2,2%, sementara Tesla dan Nvidia masing-masing mengalami kenaikan 12% dan memimpin sektor semikonduktor (+3%).
Komentar Analis: Dampak Tarif Tidak Seketat Perkiraan
Ivan Feinseth dari Tigress Financial Partners mengatakan, “Koreksi pasar terburuk mungkin telah berlalu. Setiap pengurangan dampak tarif akan menjadi katalis positif.” S&P 500 naik 1,8%, sementara indeks ‘Magnificent Seven’ (teknologi raksasa) melonjak 3,4%.
Inflasi dan Respon Bank Sentral Global
Bank sentral dan menteri keuangan khawatir perang dagang AS akan menekan pertumbuhan ekonomi global. Imbal hasil obligasi AS 10-tahun naik menjadi 4,33%, sementara minyak mentah melambung usai Trump mengumumkan tarif 25% untuk impor Venezuela.
Asia: China dan Australia Siapkan Strategi
People’s Bank of China (PBOC) memperkenalkan metode baru penentuan harga pinjaman, sementara Menteri Keuangan Australia Jim Chalmers diharapkan umumkan defisit anggaran A$40 miliar untuk 2025-2026. Analis dari JPMorgan dan Morgan Stanley memperkirakan pelemahan pasar telah usai.
Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.