BeritaInvestor.id – Dalam tiga minggu terakhir, Marina Budiman, pendiri PT DCI Indonesia Tbk (DCII), mengalami kenaikan kekayaan yang sangat pesat, mencapai sekitar US$350 juta setiap hari. Pada pertengahan Maret, kekayaannya mencapai US$7,5 miliar, atau sekitar Rp123,94 triliun, menjadikannya sebagai perempuan terkaya di Indonesia menurut Bloomberg Billionaires Index. Namun, baru-baru ini, saham DCII anjlok dan menyusutkan kekayaannya hingga Rp62 triliun dalam waktu singkat. Marina dan pemegang saham lainnya, termasuk Otto Toto Sugiri dan Han Arming Hanafia, sebelumnya menikmati lonjakan kekayaan gabungan lebih dari US$17 miliar sebelum terjun bebas. Di penutupan perdagangan pada Selasa (18/3/2025), saham DCII kehilangan lebih dari setengah keuntungan sejak awal reli di bulan Februari. Fluktuasi harga saham yang ekstrem menjadi masalah di pasar modal Indonesia, dengan banyak saham meningkat hingga 1.000% tanpa ditopang oleh kondisi keuangan yang solid. Pada hari yang sama, saham DCII ditutup dengan nilai pasar sekitar US$17 miliar, sementara pendapatan tahun lalu hanya mencapai US$112 juta dan laba US$49 juta, menjadikannya sebagai perusahaan yang diperdagangkan dengan valuasi tertinggi dibandingkan pesaing. Salah satu faktor penyebabnya adalah rendahnya volume perdagangan saham DCII. Marina, Sugiri, dan Hanafia menguasai 78% dari total saham yang beredar. Dengan hanya 80.400 saham yang diperdagangkan dari 2,4 miliar saham yang ada, fluktuasi harga menjadi sangat sensitif terhadap perubahan posisi investasi besar. DCII belum memberikan tanggapan mengenai laporan ini. Menurut Mohit Mirpuri, manajer investasi di SGMC Capital Pte, fluktuasi harga saham DCII disebabkan oleh minimnya perdagangan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan yang signifikan pada hari Selasa yang lalu, bahkan memicu suspensi perdagangan selama 30 menit. Penurunan ini dikaitkan dengan banyak faktor, termasuk ketidakpastian kebijakan Prabowo Subianto dan situasi di Kementerian Keuangan. Nirgunan Tiruchelvam, analis di Aletheia Capital, menggambarkan situasi ini sebagai kejadian yang sangat mengejutkan pasar. Meskipun demikian, DCII sempat menarik perhatian investor yang percaya bahwa permintaan pusat data akan terus berkembang. Baru-baru ini, diketahui bahwa Oracle Corp sedang menjajaki kerjasama dengan pemerintah Indonesia untuk membangun pusat layanan cloud di negara ini.
Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.