BeritaInvestor.id – Ekonom memprediksi Bank Indonesia (BI) akan menjaga suku bunga acuan atau BI rate di level 5,75%. Hal ini terjadi karena masih ada tekanan pada nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat akibat sentimen investor global yang memilih untuk menghindari risiko.
Prudensi dalam Kebijakan Suku Bunga
Ekonom dari Bank Danamon, Hosianna Evalia Situmorang, berpendapat bahwa bank sentral akan berhati-hati dalam menangani kebijakan suku bunga. Dia menjelaskan bahwa arus modal keluar masih terjadi di pasar saham dan pasar obligasi pemerintah. “Hal ini terlihat dari arus modal keluar yang mulai terjadi pekan lalu setelah sebelumnya banyak yang masuk,” ujar Hosianna kepada Bloomberg Technoz.
Pery Warjiyo Umumkan Keputusan
Bank Indonesia mengadakan Rapat Dewan Gubernur mulai kemarin. Hari ini, Gubernur Perry Warjiyo akan mengumumkan hasil dari rapat, termasuk keputusan mengenai suku bunga acuan. Konsensus pasar, seperti yang dihimpun oleh Bloomberg, menunjukkan bahwa sebagian besar ekonom, sekitar 70%, memperkirakan BI Rate akan tetap di 5,75%. Namun, ada beberapa ekonom yang memperkirakan penurunan.
Dinamika di Pasar
Dari 37 ekonom dan analis yang berpartisipasi, 11 di antaranya (sekitar 30%) memperkirakan suku bunga akan diturunkan sebanyak 25 basis poin menjadi 5,5%. Putera Satria Sambijantoro, Ekonom dari Bahana Sekuritas, menyatakan bahwa pelaku pasar sudah mengharapkan penurunan BI Rate bulan lalu, tapi itu tidak terjadi. Dia mencatat bahwa ketidakpastian pasar membuat investor merasa kurang nyaman, yang dapat menyebabkan IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) mengalami penurunan. Satria memasukkan banyak faktor, seperti imbal hasil dari obligasi pemerintah AS dan melemahnya nilai tukar dolar AS, yang seharusnya membuat Bank Indonesia lebih nyaman untuk menurunkan suku bunga.
Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.