BeritaInvestor.id – **Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)** mengalami penurunan signifikan. Bursa Efek Indonesia (**BEI**) bahkan menghentikan perdagangan sementara karena IHSG turun **325,04 poin** atau **5,02%** ke level **6.146,91**. Banyak faktor yang mempengaruhi ini, termasuk sentimen negatif dari dalam dan luar negeri.
Sentimen Pasar yang Berubah
Ekonom dari **Mirae Asset Sekuritas**, **Nafan Aji**, menjelaskan bahwa kondisi ini membuat **IHSG** sangat volatile. Investor, terutama yang ritel, diharapkan bisa mengambil keputusan yang tepat saat pasar turun. “**Hold**, asal berinvestasi pada saham-saham dengan kinerja yang solid,” ujarnya pada **Selasa (18/3/2025)**.
Prospek IHSG di Masa Depan
**Hendra Wardana**, pendiri **Stocknow.id**, menambahkan bahwa kemungkinan untuk rebound masih ada, terutama jika kebijakan ekonomi stabil dan investor melihat prospek yang lebih menarik. Jika ini terjadi, ekspektasi dana asing untuk kembali berinvestasi di Indonesia bisa turut membantu pemulihan **IHSG**.
Risiko Investasi di Sektor Riil
Namun, kini ada tantangan besar. **IHSG** menurun menunjukkan bahwa kepercayaan investor asing menurun terhadap pasar Indonesia. **Hendra** mencatat bahwa sektor riil juga tertekan karena banyaknya pemutusan hubungan kerja (**PHK**) dan meningkatnya **kredit macet (NPL)** yang naik **2,17%** pada Januari 2025 dibandingkan dengan **1,9%** pada 2024. “Ini menandakan daya beli masyarakat melemah dan risiko perbankan meningkat. Di sisi lain, melemahnya kurs **rupiah** menambah beban bagi perusahaan yang memiliki utang dalam **dolar AS**,” kata Hendra.
Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.