BeritaInvestor.id – Aset-aset di pasar negara berkembang mengalami kenaikan pada hari Senin. Hal ini terjadi setelah para trader menilai kembali kemungkinan pemangkasan suku bunga di AS, menyusul rilis data ekonomi yang mengecewakan. Sementara itu, kabar mengenai langkah-langkah stimulan dari China juga membantu saham dan komoditas di Asia. Penjualan ritel di AS meningkat, tetapi tidak sesuai harapan, dan revisi data sebelumnya menunjukkan penurunan terbesar sejak Juli 2021. Data ini mendukung anggapan bahwa Federal Reserve mungkin akan memangkas suku bunga lebih agresif, yang membuat mata uang negara berkembang menguat dan dolar AS turun ke level terendah dalam empat bulan. Juan Perez, direktur perdagangan di Monex AS, menyatakan bahwa ini adalah perubahan dari pesimisme minggu lalu, di mana pasar sebelumnya yakin tidak akan ada pemangkasan. Kenaikan harga komoditas juga memberi volemomentum kepada mata uang di Amerika Latin, dan yang paling menonjol adalah real Brasil, yang menguat hingga 1,3% karena data ekonomi yang lebih baik dari perkiraan. Data ini menunjukkan bahwa aktivitas tetap kuat, dan bank sentral akan melanjutkan kenaikan suku bunga. Berita positif dari China turut menyokong saham negara berkembang, yang hampir naik 3% di bulan Maret, dengan indeks MSCI menuju kenaikan terbesar dalam enam bulan. Setelah adanya antusiasme terhadap startup kecerdasan buatan, kini para investor melihat rencana China untuk meningkatkan konsumsi. Tanda-tanda awal menunjukkan permintaan domestik meningkat, terutama penjualan ritel dan produksi industri yang lebih cepat dari harapan untuk Januari-Februari. Hal ini dapat membantu memperpanjang momentum di pasar saham China, terutama di sektor teknologi. Charu Chanana, kepala strategi investasi di Saxo Markets, menjelaskan bahwa prospek pendapatan yang lebih baik bisa mendukung perusahaan-perusahaan konsumen, perjalanan, dan kesehatan. Meskipun saham China kurang terpengaruh oleh data ekonomi terbaru, sentimen di pasar berkembang umumnya membaik. Di pasar kredit, Kenya mengalami pelemahan setelah kesepakatan dengan Dana Moneter Internasional tidak dilanjutkan, sementara obligasi dolar Panama menghijau setelah First Quantum Minerals menghentikan kasus arbitrase. Di sisi lain, kelompok pemegang obligasi Venezuela mendapatkan dua anggota baru, memberikan harapan bagi kelompok tersebut.
Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.