Berita Investor
No Result
View All Result
  • Home
  • Ekonomi
  • Emiten
  • Regulator
Berita Investor
  • Home
  • Ekonomi
  • Emiten
  • Regulator
No Result
View All Result
Berita Investor
No Result
View All Result

Rupiah Terancam Melemah di Tengah Ketidakpastian Pasar Global

by Tim Redaksi
13, March, 2025
in Ekonomi
0
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

BeritaInvestor.id – Rupiah masih menghadapi tantangan berat di tengah ketidakpastian pasar global, terutama terkait kebijakan tarif di Amerika Serikat dan risiko resesi yang mengancam. Indeks dolar AS juga mengalami penurunan, ditutup 0,5% lebih rendah pada perdagangan kemarin. Pagi ini, indeks tersebut stagnan di angka 103,46.

Kondisi Pasar Offshores Meski indeks dolar AS menunjukkan penurunan, posisi rupiah di pasar offshore tidak menunjukkan kekuatan. Kontrak NonDeliverable Forward (NDF) untuk rupiah ditutup pada level Rp16.472/US$, turun 0,4%, dan pagi ini berada di kisaran Rp16.462/US$. Hal ini cukup jauh dari penutupan rupiah spot kemarin di Rp16.405/US$, di mana rupiah sempat menyentuh Rp16.443/US$ berkat intervensi dari Bank Indonesia.

Sentimen Negatif Mempengaruhi Rupiah Rupiah tertekan oleh sentimen negatif dari faktor eksternal dan domestik. Ketidakpastian dari kebijakan Presiden AS Donald Trump yang sering berubah-ubah membuat pasar merasa cemas. Selain itu, tarif 25% untuk baja dan aluminium tetap berlaku, menambah ketidakpastian.

Ketidakstabilan ekonomi global terus mendorong kekhawatiran inflasi tinggi dan prospek kebijakan bunga dari Federal Reserve. Indeks volatilitas saham mendekati level tertinggi sejak Agustus, sementara obligasi Treasury juga menunjukkan volatilitas yang tinggi.

Kondisi Domestik yang Memprihatinkan Dari dalam negeri, situasi rupiah tidak menunjukkan tanda-tanda perbaikan. Keyakinan konsumen anjlok ke level terendah dalam tiga bulan, dengan banyak yang khawatir tentang turunnya pendapatan dan sulitnya mencari pekerjaan akibat gelombang PHK.

Hari ini, Bank Indonesia akan merilis hasil Survei Penjualan Eceran, yang mungkin memberikan gambaran mengenai konsumsi masyarakat. Data ini hadir setelah terjadi deflasi yang jarang terjadi.

Kekhawatiran juga muncul menjelang pengumuman data APBNKita. Dalam lelang sukuk negara baru-baru ini, pemerintah menunjukkan kebutuhan mendesak untuk dana segar, dengan nilai penjualan mencapai lebih dari Rp12 triliun.

Pasar juga akan memantau kebijakan populis Presiden Prabowo yang diperkirakan dapat memperlebar defisit fiskal, di tengah penerimaan yang menurun karena lesunya aktivitas ekonomi dan normalisasi harga komoditas.

Baca:

Pertamina Drilling Gencar Bor Migas di Kaltara untuk Tingkatkan Produksi Nasional

Kemendag Evaluasi Regulasi dan Kolaborasi Mitigasi Krisis Ritel

Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Previous Post

Bursa Asia Diprediksi Menguat Pasca Inflasi AS Rendah

Next Post

DPR Minta Kemenkeu dan Bappenas Samakan Target Ekonomi RI

Next Post

DPR Minta Kemenkeu dan Bappenas Samakan Target Ekonomi RI

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Home
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer

Hak Cipta © 2023 - Berita Investor

No Result
View All Result
  • Home
  • Ekonomi
  • Emiten
  • Regulator

Hak Cipta © 2023 - Berita Investor