BeritaInvestor.id – Para investor disarankan untuk memiliki strategi adaptif agar dapat menghadapi ketidakpastian global yang semakin meningkat. Hal ini dipicu oleh perang tarif, fluktuasi pasar finansial, dan kebijakan moneter yang tak menentu. Menurut PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi fokus utama di tengah tekanan eksternal.
Kondisi Ekonomi dan Konsumsi Domestik
Dalam penjelasannya di Jakarta, pada Rabu (12/3/2025), Investment Specialist MAMI, Dimas Ardhinugraha, menjelaskan bahwa pemerintah berusaha menjaga keseimbangan antara pertumbuhan jangka pendek dan keberlanjutan ekonomi jangka panjang. Namun, kondisi konsumsi domestik saat ini lemah, dengan kontribusi konsumsi terhadap PDB Indonesia sebelum pandemi mencapai 55-58 persen dan kini menurun menjadi 54 persen. “Pemulihan ekonomi pasca pandemi yang tidak merata menjadi penyebab utama lemahnya konsumsi, yang berpotensi mengancam pertumbuhan ekonomi jangka pendek,” ungkap Dimas.
Kebijakan Pemerintah untuk Menopang Konsumsi
Pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk mendukung konsumsi, seperti program Makan Bergizi Gratis (MBG), kenaikan upah minimum regional (UMR), peningkatan gaji aparatur sipil negara (ASN), dan pembatalan rencana kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN). Kebijakan-kebijakan ini diharapkan dapat memberikan dorongan cepat bagi ekonomi nasional, mengingat proporsi konsumsi dalam pendapatan masyarakat Indonesia mencapai 74 persen.
Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.