Berita Investor
No Result
View All Result
  • Home
  • Ekonomi
  • Emiten
  • Regulator
Berita Investor
  • Home
  • Ekonomi
  • Emiten
  • Regulator
No Result
View All Result
Berita Investor
No Result
View All Result

Rupiah Berpotensi Menguat di Tengah Perang Dagang yang Memanas

by Tim Redaksi
6, March, 2025
in Ekonomi
0
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

BeritaInvestor.id – Rupiah berpotensi melanjutkan penguatan di tengah penurunan indeks dolar Amerika Serikat ke level 105,74, di saat ketegangan perang dagang antara AS, Kanada, dan China semakin meningkat.

Penurunan Indeks Dolar
Indeks dolar AS mengalami pelemahan hampir 1% kemarin, mencapai level terlemah dalam tiga bulan. Penurunan ini memberikan kesempatan bagi rupiah untuk menguat di pasar offshore. Kontrak rupiah Non-Deliverable Forward (NDF) ditutup di Rp16.410/US$, tetapi pagi ini bergerak lebih kuat di Rp16.398/US$. Ini menunjukkan bahwa hari ini ada potensi rupee menguat di pasar spot, yang ditutup kemarin di Rp16.445/US$.

Kondisi Pasar di Asia
Mata uang Asia lainnya juga menunjukkan penguatan di awal perdagangan, termasuk baht yang naik 0,48%, ringgit 0,34%, won 0,31%, dan yen Jepang 0,08%. Namun, ada juga beberapa mata uang yang melemah, seperti yuan offshore yang turun 0,10%.

Ketidakpastian Global dan Reaksi AS
Potensi penguatan rupiah masih terbuka meskipun perdagangan global ditandai dengan ketidakpastian. Ketegangan antara Amerika Serikat dan negara-negara lain pada masalah tarif menjadi perhatian. Meksiko bersiap mengumumkan responsnya terhadap AS pekan ini, sementara pernyataan Menteri Perdagangan AS menunjukkan kemungkinan pengurangan tarif pada beberapa produk dari Kanada dan Meksiko.

Baca:

Pertamina Drilling Gencar Bor Migas di Kaltara untuk Tingkatkan Produksi Nasional

Kemendag Evaluasi Regulasi dan Kolaborasi Mitigasi Krisis Ritel

Prospek Ekonomi AS dan Inflasi
Pelemahan dolar AS juga dipengaruhi oleh ekspektasi terhadap suku bunga justru akan turun oleh Federal Reserve, menyusul indikasi kelemahan dalam ekonomi AS. Penjualan kendaraan yang rendah dan aktivitas manufaktur yang menyusut mengarah pada prediksi bahwa suku bunga mungkin akan turun hingga tiga kali tahun ini. Namun, ada kekhawatiran setelah pernyataan dari pejabat The Fed yang menunjukkan potensi inflasi akibat tarif.

Gubernur The Fed New York, John Williams, mengungkapkan bahwa tarif dapat memengaruhi inflasi. “Dengan semua ketidakpastian ini, saya memperkirakan bahwa kita akan melihat efek tarif pada harga akhir tahun ini,” ungkapnya dalam sebuah wawancara di New York.

Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Previous Post

Mulia Boga Raya (KEJU) Catat Laba Rp146 Miliar di 2024

Next Post

Kreasi Jasa Borong 39,71 Juta Saham PTRO untuk Pengembangan Usaha

Next Post

Kreasi Jasa Borong 39,71 Juta Saham PTRO untuk Pengembangan Usaha

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Home
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer

Hak Cipta © 2023 - Berita Investor

No Result
View All Result
  • Home
  • Ekonomi
  • Emiten
  • Regulator

Hak Cipta © 2023 - Berita Investor