BeritaInvestor.id – Direktur Utama PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI), Entus Asnawi Mukhson, mengungkapkan bahwa kepercayaan investor terhadap perusahaan BUMN karya sangat rendah. Hal ini terlihat dari hasil penerbitan obligasi mereka yang hanya mencapai Rp102 miliar dari target Rp1 triliun pada tahun 2024. “Situasi di market ini memang menunjukan rendahnya kepercayaan publik terhadap BUMN karya. Kesulitan dalam meminta restrukturisasi obligasi juga menjadi tantangan,” ujarnya saat rapat dengan Komisi VI di gedung parlemen Senayan, Jakarta.
Rendahnya Minat Terhadap Obligasi
Entus mengakui bahwa hanya 10% dari obligasi yang jatuh tempo tahun lalu dapat diterbitkan, dan itu pun sebagian besar berasal dari Taspen, bukan masyarakat umum. Oleh karena itu, Adhi Karya sangat mengharapkan dukungan pendanaan dari pemerintah agar bisa melangsungkan operasional bisnisnya. Ia mencemaskan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap BUMN konstruksi telah mencapai titik terendah.
Permintaan Penjaminan dari Pemerintah
“Jika ada kemungkinan untuk menerbitkan obligasi, kami berharap bisa mendapatkan penjaminan dari pemerintah sehingga bisa menarik dana publik,” sebutnya. Namun, Entus menambahkan bahwa pendanaan dari bank juga sangat berbeda dan ketat. Utang obligasi dan utang bank Adhi Karya berkurang drastis, dari Rp11 triliun kini menjadi Rp9 triliun.
Penerbitan Obligasi Berkelanjutan IV
Adhi Karya juga telah menerbitkan obligasi berkelanjutan IV pada tahun 2024 yang dibagi menjadi tiga seri: seri A (3 tahun), seri B (5 tahun), dan seri C (7 tahun). Hasil dari penerbitan obligasi ini, setelah dikurangi biaya emisi, sekitar 45% akan digunakan untuk melunasi pokok obligasi sebelumnya (berkelanjutan III Adhi Karya Tahap II Tahun 2021) dan sisanya untuk modal kerja perusahaan.
Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.