BeritaInvestor.id – Rupiah mulai menguat di pasar spot pada Selasa (4/3/2025). Penguatan ini terjadi di tengah ketegangan perang dagang yang semakin meningkat. Rupiah dibuka menguat sebesar 0,15% pada level Rp16.455/US$. Hal ini sejalan dengan banyak mata uang Asia lainnya yang juga bergerak naik, sementara indeks dolar AS melemah menjadi 106,56 setelah terjatuh 0,81% semalam.
Penguatan Valuta Asia
Baht Thailand menjadi yang terkuat dengan kenaikan 0,71%, diikuti oleh yen Jepang 0,38%, dan rupiah itu sendiri 0,18%. Meskipun sebagian besar mata uang Asia menguat, dolar Taiwan dan rupee India masih menunjukkan penurunan tipis.
Penguatan rupiah ini melanjutkan tren positif awal pekan ini, didorong oleh penerapan aturan baru Devisa Hasil Ekspor dan pertumbuhan sektor manufaktur Indonesia yang mencapai level tertinggi dalam 11 bulan terakhir. Secara teknis, rupiah telah menembus level resistance terdekat dan jika arus pembelian berlanjut, bisa mencapai Rp16.450/US$ hingga Rp16.400/US$.
Dampak Perang Dagang
Meskipun perang dagang yang dipicu oleh Presiden AS Donald Trump semakin memanas, hal ini tidak menghentikan penguatan mata uang Asia. Tarif 25% kini diterapkan pada Kanada dan Meksiko, serta tarif 20% pada Tiongkok.
Adapun IHSG, setelah kemarin mengalami rebound, pagi ini dibuka di zona merah dengan penurunan 0,28% pada level 6.500. Sementara itu, pasar surat utang pemerintah menunjukkan pergerakan yang bervariasi dengan mayoritas mengalami penurunan imbal hasil, menandakan kenaikan harga.
SUN tenor 2 tahun turun tipis menjadi 6,572%, sedangkan tenor 10 tahun menjadi 6,872%. Tenor 18 tahun mengalami penurunan imbal hasil paling signifikan, turun 5,5 basis poin ke level 7,028%.
Pelemahan dolar AS pada malam sebelumnya terkait dengan data manufaktur AS yang menunjukkan kelemahan pada bulan Februari. Meskipun masih di zona ekspansi, angka 50,3 di bawah ekspektasi pasar memunculkan harapan adanya pemangkasan suku bunga oleh The Fed untuk mendorong perekonomian. Data ini juga mengangkat harga emas sebagai aset aman dan melemahkan posisi dolar AS.
Pasar akan mengamati sinyal dari pejabat The Fed yang dijadwalkan berbicara di berbagai forum minggu ini, termasuk pidato oleh Gubernur The Fed Jerome Powell pada hari Jumat di Chicago.
Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.