BeritaInvestor.id – Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian optimis bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tetap di kisaran 5% pada kuartal I-2025. Menurut Sekretaris Kemenko Perekonomian, Susiwijono Moegiarso, hal ini dipicu oleh momentum Ramadan dan Idulfitri yang biasa mendorong perekonomian. “Kita harus dorong di Maret ini. Insyaallah bisa berjalan baik,” katanya saat ditemui di kantornya pada 28 Februari 2025.
Dukungan dari Pemerintah Selain pengaruh Ramadan dan Idulfitri, Susiwijono juga menekankan bahwa pemerintah berupaya menjaga daya beli masyarakat. Ini dilakukan melalui pemberian gaji ke-13, tunjangan hari raya, bantuan sosial, dan lainnya. “Permintaan ada, kami juga tunjukkan dukungan melalui program-program tiket pesawat, tarif tol, dan pemotongan pajak,” ujarnya.
Proyeksi Konsumsi Rumah Tangga Ekonom dari Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira Adhinegara, memprediksi bahwa konsumsi rumah tangga akan melambat pada Ramadan dan Idulfitri tahun ini. Menurutnya, ada tiga faktor yang mempengaruhi, yaitu pemutusan hubungan kerja (PHK), efisiensi anggaran pemerintah, dan insentif tarif listrik. Bhima menyebutkan bahwa sektor padat karya menghadapi angka PHK yang cukup tinggi.
Data PHK dan Efisiensi Anggaran Kementerian Ketenagakerjaan mencatat bahwa sekitar 77.965 pekerja terdampak PHK pada periode Januari-Desember 2024, meningkat 20,21% dibandingkan tahun sebelumnya. Selain itu, efisiensi anggaran pemerintah dapat mempengaruhi pendapatan pengusaha di sektor akomodasi, perhotelan, dan sewa kendaraan. Terakhir, insentif tarif listrik yang akan berakhir pada Februari 2025 diharapkan membuat masyarakat lebih berhati-hati dalam pengeluaran dan lebih banyak menabung.
Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.