BeritaInvestor.id – Rupiah dibuka dengan nilai lebih rendah kembali pada pasar spot hari ini, Selasa (26/2/2025). Sentimen negatif dari dalam dan luar negeri masih mempengaruhi. Berdasarkan data dari Bloomberg, nilai rupiah turun 0,06% menjadi Rp16.355/US$. Setelahnya, rupiah menyentuh Rp16.359/US$. Secara teknis, diperkirakan nilai rupiah bisa terus tertekan menuju Rp16.380/US$ hingga Rp16.400/US$ dengan level dukungan terkuat di Rp16.450/US$.
IHSG Menguat Meski Rupiah Melemah
Pelemahan rupiah terjadi saat indeks harga saham (IHSG) menguat 0,61% dan mencapai level 6.645. Sementara itu, di pasar obligasi, harga sebagian besar tenor peer masuk tahap tertekan, terutama tenor menengah 5 tahun yang utang yield-nya naik 2,5 basis poin menjadi 6,690% pagi ini.
Mata Uang Asia Lainnya Juga Tertekan
Rupiah tidak sendirian dalam pelemahan ini, beberapa mata uang Asia juga terdepresiasi. Baht Thailand mengalami penurunan terbesar hingga 0,29%, diikuti yen Jepang 0,19%, dan rupiah 0,09%. Sedangkan ringgit Malaysia, won Korea, dan peso Filipina mengalami penguatan sekitar 0,12%.
Data Ekonomi Global Berita Buruk
Indeks dolar AS juga dibuka menguat 0,16%, meski kemudian turun ke level 106,30. Pasar global dihadapkan pada berita suram setelah data keyakinan konsumen AS menunjukan level terendah dalam tiga tahun, menambah kekhawatiran terhadap kondisi ekonomi yang tertekan oleh inflasi. Gubernur Federal Reserve Bank of Richmond, Tom Barkin, menegaskan perlunya kebijakan ketat untuk mengendalikan inflasi, menyebut risiko inflasi jangka panjang tetap ada.
Kebijakan Ekonomi AS dan Tarif Impor
Pada saat yang sama, Presiden AS, Donald Trump, menandatangani perintah untuk meninjau penerapan tarif impor tembaga. Kebijakan ini bertujuan untuk melindungi industri domestik, yang dianggap terancam oleh praktik dumping dan kapasitas berlebih di pasar global. Meskipun AS merupakan produsen tembaga besar, negara ini masih tergantung pada impor dari Chili, Kanada, dan Meksiko.
Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.