BeritaInvestor.id – Rupiah mengalami pelemahan dalam perdagangan hari ini akibat sentimen negatif dari dalam dan luar negeri. Saat ditutup, nilai tukar rupiah berada di level Rp16.345/US$, turun 0,43% dan menjadikannya sebagai mata uang Asia terlemah ketiga setelah baht dan rupee. Hal ini terjadi bersamaan dengan jatuhnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang merosot lebih dari 2% menjelang penutupan pasar. Penurunan ini dipicu oleh keputusan Morgan Stanley yang menurunkan peringkat investasi saham dari ‘equal weight’ menjadi ‘underweight’. Penurunan ini mengindikasikan bahwa potensi return on equity perusahaan publik berkurang akibat kondisi ekonomi yang lesu.
Dampak Terhadap Yield SUN
Pelemahan di bursa saham juga mengakibatkan lonjakan yield pada surat utang negara (SUN). Sepanjang hari ini, yield SUN meningkat, dengan yield 5 tahun naik 9,3 basis poin menjadi 6,647%, yield 10 tahun naik 6,6 basis poin menjadi 6,851%, dan yield 2 tahun naik 3 basis poin menjadi 6,466%.
Minat di Lelang Sukuk Negara
Kondisi pasar finansial yang tidak kondusif juga mempengaruhi lelang sukuk negara (SBSN). Hari ini, total nilai tawaran masuk hanya mencapai Rp19,91 triliun, turun 34% dibandingkan lelang sebelumnya yang mencapai Rp30,25 triliun. Investor lebih banyak tertarik pada sukuk tenor pendek, mencerminkan kekhawatiran pasar akan prospek ekonomi ke depan. Meskipun minat menurun, pemerintah berhasil menjual sukuk senilai Rp12 triliun, melebihi target indikatif sebesar Rp10 triliun. Penerbitan terbanyak berasal dari tenor terpanjang PBS038 yang mencapai Rp2,65 triliun dan tenor pendek SPNS10112025 sebesar Rp2,5 triliun.
Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.