BeritaInvestor.id – Rupiah kembali melemah di pasar spot, terutama saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan setelah sempat rebound di awal perdagangan. Di tengah ketidakpastian ini, investor memperhatikan hasil lelang sukuk negara dan rencana Bank Indonesia untuk mendukung program pembangunan perumahan yang disebut 3 Juta Rumah.
Kondisi Rupiah dan IHSG
Rupiah spot mencapai Rp16.386 per USD, turun sebesar 0,25% dari hari sebelumnya dan sempat mendekati Rp16.395 per USD di pagi hari. Saat ini, penurunan rupiah menempati posisi ketiga terdalam di Asia, setelah baht dan yen, sementara peso, won, dan dolar Hong Kong masih menunjukkan kenaikan.
IHSG juga tertekan 0,42% karena adanya peningkatan tekanan jual, terutama di sektor saham konsumen.
Pergerakan Yield Survei Utang Negara
Di pasar obligasi, yield untuk Surat Utang Negara (SUN) tenor 5 tahun, seri FR0101, berada di 6,66% siang ini. Yield untuk tenor 2 tahun, seri FR056, naik ke 6,49%, sedangkan tenor 10 tahun, seri FR0100, mencatat yield di 6,87%. Pasar keuangan masih dipengaruhi oleh arus jual modal asing yang meningkat.
Arus Modal Asing dan Dukungan dari Bank Indonesia
Minggu ini, investor asing mencatat net sell sekitar US$ 313,1 juta atau sekitar Rp5,13 triliun. Total sejak awal 2025, net sell mencapai US$ 1,03 miliar atau sekitar Rp16,89 triliun. Namun, arus keluar modal asing dari pasar surat utang berkurang sekitar Rp613 miliar. Saat ini, kepemilikan nonresiden di SBN mencapai Rp893,32 triliun per 24 Februari.
Penasihat Ekonomi Presiden, Hashim Djojohadikusumo, menyampaikan bahwa Bank Indonesia akan memberikan likuiditas senilai Rp130 triliun untuk mendukung sektor perumahan. Dia juga menyebutkan bahwa program Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan anggaran Rp171 triliun dapat mendorong pertumbuhan ekonomi sebesar 1,99% tahun ini.
Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.