BeritaInvestor.id – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini, Selasa 25 Februari 2025, diprediksi akan melemah. Hal ini dipicu oleh kebijakan Pemerintahan Donald Trump yang membatasi perdagangan dengan China, termasuk pemberlakuan tarif impor mulai bulan depan.
Dampak Kebijakan Trump
Sentimen negatif juga berasal dari riset yang diterbitkan oleh Morgan Stanley, yang menurunkan peringkat saham MSCI Indonesia menjadi ‘underweight’. Pada perdagangan kemarin, IHSG ditutup turun 53,4 poin atau 0,78% di posisi 6.749.
Proyeksi IHSG
Secara teknikal, IHSG berpotensi melanjutkan tren penurunan menuju level support di 6.700. Jika terjadi tekanan jual yang tinggi, IHSG bisa jatuh hingga level 6.650, dengan support terkuat di 6.600. Sementara itu, resistance pertama berada di 6.800.
Sentimen Global dan Dalam Negeri
Ketegangan semakin meningkat setelah Trump memerintahkan pembatasan investasi China di sektor strategis AS. AS juga meminta Meksiko untuk memberlakukan tarif terhadap impor dari China, sesuai pernyataan Trump yang menegaskan bahwa tarif ini akan berjalan sesuai rencana.
Perkembangan Ekonomi AS
Data dari S&P Global menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi di AS melambat, dengan pertumbuhan di sektor jasa mengalami kontraksi. Konsumen juga bersiap menghadapi inflasi lebih tinggi akibat tarif yang mungkin meningkatkan harga impor. Hal ini menambah ketidakpastian di pasar.
Dampak di Dalam Negeri
Dari sisi domestik, Phintraco Sekuritas mencatat peresmian Danantara yang bisa membuat BUMN lebih efisien, meskipun masih ada kekhawatiran tentang independensi lembaga ini. Danantara bisa berpotensi menjadi alat politik karena melibatkan pejabat pemerintahan sebagai operator dan regulator.
Rekomendasi Saham
Phintraco merekomendasikan saham seperti SIDO, UNTR, INDF, LSIP, dan PGEO. Sementara itu, BRI Danareksa Sekuritas memperkirakan IHSG akan melanjutkan tren bearish ke level 6.679 dan bisa mencapai 6.500.
Peringkat Saham yang Ditekan
Morgan Stanley menurunkan peringkat saham MSCI Indonesia menjadi ‘underweight’, mengingat kurangnya momentum pertumbuhan di Indonesia. Investasi pada PDB diprediksi stagnan, yang berpotensi mengurangi penciptaan lapangan kerja.
Dampak Jangka Pendek
Morgan Stanley memperingatkan agar investor tetap waspada terhadap kemungkinan perubahan pasar dalam waktu dekat dan lebih memilih pasar di ASEAN dibandingkan Indonesia.
Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.