BeritaInvestor.id – Pergerakan rupiah di awal pekan ini terlihat terbatas. Hal ini disebabkan oleh stabilnya dolar AS di pasar global dan penurunan imbal hasil surat utang AS pada akhir pekan lalu. Pagi ini, rupiah di pasar offshore (Non-Deliverable Forward) tercatat melemah di sekitar Rp16.350/US$, setelah ditutup di Rp16.323/US$ pekan lalu, ketika DXY menguat di 106,61. Angka ini menunjukkan bahwa ada potensi pelemahan bagi rupiah meskipun mungkin dalam batas terbatas.
Potensi Penguatan Rupiah
Momentum kembali masuknya dana asing ke pasar domestik memberi harapan bagi penguatan rupiah. Secara teknikal, rupiah telah mencapai level resistance terdekat di Rp16.280/US$, dengan level support psikologis di Rp16.350/US$ dan Rp16.400/US$. Apabila rupiah menembus level ini, maka bisa kembali menuju level Rp16.450/US$.
Pembukaan Pasar Asia
Pada pembukaan pasar Asia pagi ini, sebagian besar mata uang Asia mengalami penguatan. Baht naik 0,18%, diikuti oleh dolar Singapura 0,16%, yen Jepang 0,15%, ringgit 0,14%, dan yuan offshore 0,07%. Sementara itu, dolar Hong Kong mencatatkan penurunan tipis.
Dukungan dari Sentimen Domestik
Dari dalam negeri, kemungkinan pelebaran selisih imbal hasil investasi antara Indonesia dan Amerika diyakini akan menarik lebih banyak arus modal asing. Laporan dari Bank Indonesia menunjukkan bahwa investor nonresiden membeli neto sebesar Rp7,58 triliun antara 17-20 Februari 2025, dengan rincian di pasar saham dan surat berharga negara (SBN).
Peresmian Badan Pengelola Investasi
Hari ini, Presiden Prabowo Subianto akan meresmikan Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara yang akan mengelola aset sekitar US$900 miliar atau setara dengan Rp14.647 triliun. Kelahiran Danantara memunculkan pro dan kontra; yang mendukung melihat potensi besar dalam pengelolaannya, sementara yang menentang mengkhawatirkan risiko skandal di masa depan.
Menunggu Data Inflasi Global
Pekan ini, pasar global juga menunggu rilis data inflasi Personal Consumption Expenditure (PCE) yang akan memberi petunjuk tentang kebijakan bunga acuan Federal Reserve. Data ini dapat memperkuat atau melemahkan sinyal positif yang disampaikan pejabat The Fed tentang kemungkinan dua pemangkasan bunga acuan tahun ini.
Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.