BeritaInvestor.id – Untuk menghadapi perang dagang yang dipicu oleh kebijakan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, Prabowo Subianto mengajak Indonesia untuk memperkuat kerja sama transaksi dagang dengan negara mitra lainnya. Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, menjelaskan bahwa penting untuk mengoptimalkan perjanjian CEPA (Comprehensive Economic Partnership Agreement) yang sudah ada. Dia menyebutkan bahwa sekitar 83% dari pasar ekspor Indonesia dapat ditargetkan ke negara-negara mitra kecuali Amerika Serikat.
Strategi Memperluas Mitra Dagang
Airlangga mengungkapkan bahwa langkah ini penting karena Trump berencana menerapkan kebijakan yang berdampak pada perdagangan global. “Kita perlu menjalin kerja sama dengan 83% negara dunia lainnya, jadi kami diinstruksikan untuk memaksimalkan CEPA,” jelasnya pada acara Trade Expo Indonesia 2025.
Fokus pada Perjanjian Dagang
Ia juga menambahkan bahwa baru-baru ini, Indonesia telah menandatangani perjanjian dagang dengan Kanada dan kini memperhatikan keanggotaannya di OECD serta BRICS untuk memperluas pasar. “Dengan bergabungnya Indonesia dalam CPTPP (Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik), ini dapat membuka pasar baru, termasuk Inggris, Kanada, dan negara-negara di Amerika Latin,” tambahnya.
Penguatan Sektor Manufaktur
Pemerintah juga terus berkomitmen untuk mengembangkan hilirisasi produk guna meningkatkan nilai tambah ekonomi. Airlangga menekankan perlunya perhatian pada sektor industri manufaktur, terutama di bidang tekstil, makanan, furnitur, produk kulit, serta produk berbasis plastik dan kertas. Menurutnya, hilirisasi ini menunjukkan bahwa produk dari sektor mineral sangat kompetitif, dan sektor manufaktur juga harus didorong.
Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.