Berita Investor
No Result
View All Result
  • Home
  • Ekonomi
  • Emiten
  • Regulator
Berita Investor
  • Home
  • Ekonomi
  • Emiten
  • Regulator
No Result
View All Result
Berita Investor
No Result
View All Result

BI Maksimalkan Kontrak Forward untuk Stabilkan Rupiah

by Tim Redaksi
19, February, 2025
in Ekonomi
0
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

BeritaInvestor.id – Bank-bank sentral di Asia semakin menggunakan kontrak forward dolar Amerika Serikat (AS) untuk melindungi mata uang mereka dari tekanan yang disebabkan oleh kuatnya dolar. Bank Indonesia (BI) mencatat posisi net short forward mencapai US$ 19,6 miliar, tertinggi sejak 2015. Ini menunjukkan peningkatan dalam strategi mereka untuk menjaga stabilitas rupiah.

Strategi BI dalam Melindungi Rupiah
Selain BI, Reserve Bank of India (RBI) juga mengalami posisi short forward tertinggi sepanjang masa yaitu US$ 68 miliar. Posisi ini mencerminkan jumlah dolar AS yang akan dijual di masa depan dengan harga yang ditentukan. Meskipun penggunaan kontrak derivatif forward adalah strategi umum, beberapa analis khawatir bahwa ini hanya menunda depresiasi mata uang daripada menghentikannya.

Komentar Para Ahli
Dhiraj Nim, seorang analis dari ANZ Banking Group, mengatakan, “Hal ini sebenarnya hanya menunda depresiasi mata uang. Kami khawatir dengan skenario ini.” Menurut Edi Susianto, Direktur Eksekutif BI, posisi forward sebesar US$ 19,6 miliar bukanlah kontrak forward langsung tetapi merupakan bagian dari transaksi swap yang bertujuan untuk lindung nilai dan menjaga likuiditas rupiah.

Performa Rupiah di Tahun Ini
Rupiah mengalami pelemahan mencapai 4,07% dalam 12 bulan terakhir dan menjadi salah satu mata uang terburuk di Asia. Hingga saat ini, rupiah diperdagangkan di level Rp 16.288/US$, mencerminkan penurunan 0,45% dibandingkan hari sebelumnya.

Baca:

Pertamina Drilling Gencar Bor Migas di Kaltara untuk Tingkatkan Produksi Nasional

Kemendag Evaluasi Regulasi dan Kolaborasi Mitigasi Krisis Ritel

Pengaruh Kebijakan di Bawah Trump
Kebijakan yang diambil oleh Donald Trump saat menjabat sebagai Presiden AS telah membuat dolar AS menguat dan mempengaruhi mata uang negara lain. Trump juga memberikan perhatian khusus pada negara-negara yang diduga memanipulasi mata uang, seperti China dan India.

Kontrak Forward sebagai Alat Stabilitas
Kontrak forward memberikan keuntungan bagi bank sentral, seperti mengurangi potensi biaya intervensi dan menjaga pasokan uang beredar. Selain BI dan RBI, bank sentral lainnya di Asia, seperti Bank Negara Malaysia, juga mencatatkan posisi short forward signifikan.

Regulasi Baru untuk DHE
Untuk menguatkan strategi stabilitas rupiah, pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 28 dengan mewajibkan eksportir menyimpan 100% Devisa Hasil Ekspor (DHE) di dalam negeri selama 12 bulan. Kebijakan ini diharapkan akan meningkatkan pasokan mata uang asing di dalam negeri. Gubernur BI, Perry Warjiyo, menyatakan bahwa aturan baru ini akan berkontribusi pada stabilitas rupiah.

Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Previous Post

BEI Mengirim Surat ke Bukalapak Tentang Volatilitas Saham

Next Post

DEWI Prediksi Penjualan Naik 50% di Kuartal I-2025

Next Post

DEWI Prediksi Penjualan Naik 50% di Kuartal I-2025

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Home
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer

Hak Cipta © 2023 - Berita Investor

No Result
View All Result
  • Home
  • Ekonomi
  • Emiten
  • Regulator

Hak Cipta © 2023 - Berita Investor