BeritaInvestor.id – Pi Network, proyek cryptocurrency yang memungkinkan pengguna menambang koin langsung dari smartphone, menjadi sorotan menjelang peluncuran Open Mainnet pada 20 Februari 2025. Sejumlah exchange global seperti OKX dan Bitget sudah menyatakan kesiapannya untuk listing Pi Coin, sementara rumor masuknya Binance semakin memicu antusiasme pasar.
Apa Itu Pi Network?
🔹 Diluncurkan pada 14 Maret 2019, proyek ini dikembangkan oleh Dr. Nicolas Kokkalis dan Dr. Chengdiao Fan dengan tujuan membuat cryptocurrency lebih inklusif dan mudah diakses.
🔹 Mekanisme mining berbeda dari Bitcoin & Ethereum, tidak memerlukan perangkat mahal atau konsumsi energi tinggi.
🔹 Menggunakan Stellar Consensus Protocol (SCP), yang memungkinkan mining berbasis jaringan kepercayaan antar pengguna (trust graph).
Mengapa Pi Network Menarik Perhatian?
1️⃣ 📱 Mudah Diakses – Pengguna cukup menginstal aplikasi dan menekan tombol setiap hari untuk menambang Pi, tanpa perlu perangkat mahal.
2️⃣ 🌱 Ramah Lingkungan – Berbeda dari Bitcoin yang membutuhkan listrik besar, Pi Network lebih hemat energi dengan mekanisme SCP.
3️⃣ 👥 Basis Pengguna Besar – Saat ini, lebih dari 60 juta pengguna aktif menambang Pi setiap hari.
4️⃣ 💰 Potensi Listing di Bursa Besar – Pi Coin diperkirakan akan diperdagangkan setelah Open Mainnet, dengan spekulasi harga antara US$ 42 hingga US$ 200, tergantung permintaan pasar.
Kontroversi & Skeptisisme
- Model Mining Mirip Skema Piramida? – Sistem penambangan Pi mengandalkan referensi pengguna baru, yang memunculkan kritik bahwa proyek ini memiliki unsur “ponzi-like structure”.
- Belum Ada Jaminan Harga – Meskipun ada spekulasi harga tinggi, nilai Pi Coin masih belum dapat dipastikan hingga benar-benar diperdagangkan secara luas.
- Belum Terbukti di Bursa – Hingga saat ini, Pi Network belum benar-benar listing di exchange utama, sehingga likuiditas dan adopsi masih menjadi tanda tanya besar.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor