Berita Investor
No Result
View All Result
  • Home
  • Ekonomi
  • Emiten
  • Regulator
Berita Investor
  • Home
  • Ekonomi
  • Emiten
  • Regulator
No Result
View All Result
Berita Investor
No Result
View All Result

Industri Ritel di Bawah Tekanan: Kenaikan PPN Uji Daya Tahan 2025

by Tim Redaksi
19, November, 2024
in Ekonomi
0
Industri Ritel di Bawah Tekanan: Kenaikan PPN Uji Daya Tahan 2025
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

BeritaInvestor.id –  Industri ritel di Indonesia diprediksi menghadapi tahun yang berat pada 2025 seiring dengan penerapan kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11% menjadi 12%. Kebijakan yang mulai berlaku pada Januari 2025 ini diperkirakan akan memberikan tekanan signifikan terhadap daya beli masyarakat. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Alphonzus Widjaja, menyebutkan bahwa tantangan ini membuat sektor ritel sulit mencapai pertumbuhan dua digit.

“Tanpa adanya stimulus tambahan, pertumbuhan sektor ritel tahun depan kemungkinan besar hanya akan mencapai single digit, bahkan tidak lebih dari 10%,” ujar Alphonzus. Meski beberapa kategori barang bebas PPN, tekanan terhadap konsumsi masyarakat tetap akan terasa, terutama pada barang non-pokok.

Daftar Merek Ritel Terbesar 2023

Pada 2023, beberapa merek ritel mencatatkan penjualan tertinggi di Indonesia, antara lain:

Baca:

Pertamina Drilling Gencar Bor Migas di Kaltara untuk Tingkatkan Produksi Nasional

Kemendag Evaluasi Regulasi dan Kolaborasi Mitigasi Krisis Ritel

  1. Alfamart: US$8 miliar
  2. Indomaret: US$7,89 miliar
  3. Alfa Midi: US$1,22 miliar
  4. Transmart Carrefour: US$479 juta
  5. Hypermart: US$445 juta
  6. Super Indo: US$312 juta
  7. Lotte Mart: US$293 juta
  8. Circle K: US$195 juta
  9. Farmer’s Market: US$158 juta
  10. Ramayana: US$83 juta

Secara keseluruhan, nilai total penjualan ritel nasional mencapai US$48,04 miliar pada tahun tersebut.

Dampak Langsung pada Konsumen

Kenaikan tarif PPN diperkirakan mendorong konsumen untuk lebih selektif dalam mengelola pengeluaran, terutama pada kebutuhan non-esensial. Meskipun beberapa kategori barang seperti bahan makanan pokok bebas PPN, kontribusinya terhadap total penjualan dianggap tidak signifikan untuk mengimbangi tekanan pada sektor lainnya.

Pengamat ritel menyoroti bahwa konsumen cenderung menunda pembelian barang tahan lama atau produk sekunder akibat beban pajak yang lebih besar. Hal ini dapat memperlambat pertumbuhan penjualan di segmen tertentu.

Strategi dan Inovasi untuk Bertahan

Pengamat ekonomi ritel, Mulyadi, menyarankan pelaku ritel untuk memanfaatkan teknologi sebagai solusi menghadapi tantangan ini. “Digitalisasi dan personalisasi pengalaman belanja konsumen bisa menjadi cara bagi pelaku ritel untuk tetap relevan di tengah melemahnya daya beli,” ujarnya.

Di sisi lain, pemerintah menyebutkan bahwa kenaikan tarif PPN merupakan langkah strategis untuk meningkatkan pendapatan negara. Namun, pelaku industri berharap adanya insentif tambahan untuk membantu sektor ritel tetap kompetitif.

Yan Ang, Executive Director Operational PT Indomarco Prismatama, mengungkapkan bahwa strategi perusahaan untuk 2025 adalah memperluas jaringan distribusi sekaligus mengoptimalkan digitalisasi. Langkah ini diharapkan mampu menjaga kinerja perusahaan di tengah kenaikan biaya operasional akibat kenaikan tarif PPN.

Proyeksi Tahun 2025

Meskipun tantangan semakin besar, beberapa pelaku industri tetap optimis bahwa sektor ritel dapat bertahan. Kolaborasi antara kebijakan pemerintah yang mendukung dengan inovasi dari pelaku industri diharapkan mampu menjaga stabilitas sektor ini.

“Jika industri mampu beradaptasi dengan inovasi layanan dan pemerintah mendukung melalui insentif yang tepat, maka sektor ritel tetap memiliki peluang untuk tumbuh,” tambah Alphonzus.

Namun, tanpa adanya stimulus tambahan, risiko perlambatan pertumbuhan ritel tetap menjadi kekhawatiran utama bagi pelaku industri.

 


Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor

Tags: AlfamartDaya BeliDigitalisasiEkonomi IndonesiaIndomaretIndustri RitelInovasi RitelKenaikan PPN
Previous Post

Transaksi Kripto 2024 Tembus Rp426,69 Triliun, Peralihan Pengawasan Dipercepat

Next Post

Agung Podomoro (APLN) Jual Hotel Pullman Vimala Hills untuk Bayar Utang?

Next Post
Agung Podomoro (APLN) Jual Hotel Pullman Vimala Hills untuk Bayar Utang?

Agung Podomoro (APLN) Jual Hotel Pullman Vimala Hills untuk Bayar Utang?

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Home
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer

Hak Cipta © 2023 - Berita Investor

No Result
View All Result
  • Home
  • Ekonomi
  • Emiten
  • Regulator

Hak Cipta © 2023 - Berita Investor