BeritaInvestor.id – PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) menghadapi tantangan besar dengan ketersediaan bahan baku yang diperkirakan hanya cukup untuk tiga minggu ke depan. Situasi ini mengancam keberlangsungan operasional perusahaan dan berdampak pada pekerja. Hingga saat ini, sebanyak 2.500 karyawan telah diliburkan, dengan potensi jumlah tersebut terus bertambah jika situasi tidak segera terselesaikan.
Komitmen Sritex Terhadap Pekerja
Presiden Komisaris Sritex, Iwan S. Lukminto, menegaskan bahwa perusahaan tetap berkomitmen memberikan gaji kepada pekerja yang diliburkan. Namun, ia juga mendesak agar proses appraisal yang sedang dilakukan kurator dapat segera diselesaikan. Hal ini, menurutnya, akan memungkinkan keberlangsungan operasional perusahaan dan mengurangi dampak terhadap karyawan.
“Keberlangsungan usaha ini adalah pokok utama. Jika operasional berjalan normal, pekerja yang diliburkan dapat segera kembali bekerja,” ujar Iwan dalam konferensi pers di kantor Kementerian Ketenagakerjaan, Rabu lalu.
Proses Appraisal Menjadi Penentu Utama
Iwan menyebutkan bahwa kelanjutan operasional Sritex sangat bergantung pada penyelesaian appraisal yang dilakukan kurator dan persetujuan hakim pengawas. Ia mengungkapkan kekhawatirannya bahwa proses yang berjalan lambat dapat memperburuk kondisi perusahaan, termasuk risiko Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang lebih besar.
“Ketersediaan bahan baku hanya cukup untuk tiga minggu lagi. Jika tidak ada keputusan terkait keberlangsungan usaha, ini menjadi ancaman serius bagi perusahaan,” tegasnya.
Harapan Terhadap Profesionalisme Kurator
Iwan juga mengkritik kompetensi kurator yang dinilai masih kurang berpengalaman, sehingga memperlambat proses appraisal. Menurutnya, kurator yang profesional dan berpengalaman diperlukan untuk memastikan keberlangsungan usaha Sritex.
“Kami melihat kurator yang menangani saat ini kurang profesional dan masih junior. Kami berharap ada perbaikan dalam proses ini agar keberlangsungan usaha segera terjamin,” pungkasnya.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor