BeritaInvestor.id – Di balik popularitas boneka Labubu dan perusahaan mainan berbasis kotak misteri, Pop Mart, terdapat sosok visioner Wang Ning, seorang konglomerat asal China. Dengan kekayaan mencapai US$4,2 miliar (sekitar Rp63,35 triliun) per September 2024, Wang masuk dalam jajaran orang terkaya di dunia, menempati peringkat ke-817 versi Forbes.
Lahir di Henan, China pada 1987, Wang menyelesaikan studi sarjana periklanan di Universitas Zhengzhou pada 2009. Setelah bekerja selama setahun di Sina, anak usaha Weibo, ia memutuskan untuk mendirikan Pop Mart pada 2010, terinspirasi oleh konsep ritel di Hong Kong yang menjual produk tren.
Strategi Bisnis yang Berbuah Manis
Perjalanan Wang tidak langsung mulus. Di awal berdirinya, Pop Mart menghadapi berbagai kendala seperti manajemen inventori dan layanan pelanggan. Namun, keberuntungan mulai berpihak pada 2014 ketika Wang bertemu dengan teman-teman di Sekolah Manajemen Guanghua Universitas Peking. Bersama mereka, ia memutuskan untuk fokus pada mainan karakter dalam kotak misteri (blind box).
Keputusan untuk menggandeng seniman juga menjadi langkah cerdas. Kolaborasi dengan Kenny Wong, pencipta karakter Molly, memicu lonjakan penjualan hingga US$73 juta pada 2018, naik dari US$22 juta pada 2017. Demikian pula kolaborasi dengan Kasing Lung, pencipta Labubu, yang semakin menguatkan brand Pop Mart.
Popularitas Global Boneka Labubu
Nama Labubu meroket setelah Lisa Blackpink terlihat menggunakannya sebagai gantungan kunci. Di Indonesia, antusiasme terhadap karakter ini sangat besar. Pada pembukaan gerai Pop Mart di Indonesia, banyak penggemar rela antre sejak pagi demi mendapatkan edisi terbatas boneka tersebut.
Ketahanan di Tengah Pandemi
Saat pandemi Covid-19 melanda, Pop Mart menunjukkan resiliensi bisnis dengan mengalihkan penjualan dari gerai fisik ke e-commerce. Platform seperti Paqu dan Tmall menjadi tumpuan utama, memungkinkan perusahaan tetap mencetak penjualan meski kondisi global tidak mendukung.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor