Berita Investor
No Result
View All Result
  • Home
  • Ekonomi
  • Emiten
  • Regulator
Berita Investor
  • Home
  • Ekonomi
  • Emiten
  • Regulator
No Result
View All Result
Berita Investor
No Result
View All Result

Sritex dan Tiga Anak Usaha Dinyatakan Pailit, Ini Penyebabnya

by Tim Redaksi
24, October, 2024
in Emiten
0
Sritex dan Tiga Anak Usaha Dinyatakan Pailit, Ini Penyebabnya
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

BeritaInvestor.id – PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL), lebih dikenal dengan nama Sritex, resmi dinyatakan pailit oleh Pengadilan Negeri (PN) Niaga Semarang pada 24 Oktober 2024. Putusan ini juga mencakup tiga anak perusahaan Sritex, yakni PT Sinar Pantja Djaja, PT Bitratex Industries, dan PT Primayudha Mandirijaya. Perusahaan tekstil ini gagal memenuhi kewajiban pembayarannya kepada PT Indo Bharat Rayon, pemohon pailit dalam kasus ini.

Masalah Utang yang Menggunung

Kepailitan ini disebabkan oleh beban utang yang terus membengkak. Hingga akhir 2023, kewajiban jangka pendek Sritex mencapai USD 113,02 juta, sementara utang jangka panjangnya mencapai USD 1,49 miliar. Sebagian besar utang ini berasal dari sindikasi bank asing, termasuk Citigroup, DBS, HSBC, dan Bank Shanghai, serta sejumlah bank lokal seperti Bank Central Asia (BCA), Bank QNB Indonesia, dan Mizuho Indonesia.

Sritex sebenarnya bukanlah pemain baru di industri tekstil. Berdiri lebih dari 50 tahun, perusahaan ini berkembang pesat di bawah kepemimpinan Haji Muhammad Lukminto, seorang pengusaha tekstil yang memulai bisnisnya di Solo. Namun, masalah keuangan yang terus menumpuk akhirnya membuat perusahaan terpuruk.

Baca:

Direktur Operasi WEGE Dwi Purnomo Mundur: RUPS Akan Finalisasi

SMMA Laba Bersih Melejit 284% Meski Pendapatan Turun di Kuartal I 2025

Efisiensi dan PHK Karyawan

Untuk menghadapi krisis keuangannya, Sritex telah melakukan restrukturisasi utang dan efisiensi operasional. Sepanjang 2023, perusahaan memangkas jumlah karyawan dari 16.370 menjadi 14.138. Meski demikian, upaya tersebut belum mampu menyelamatkan perusahaan dari kebangkrutan.

Pengaruh Pandemi dan Geopolitik Global

Sritex menyebut pandemi Covid-19, perang Rusia-Ukraina, serta gangguan rantai pasok sebagai faktor utama yang memperburuk kondisi keuangannya. Selain itu, over supply produk tekstil dari China yang memasuki pasar Indonesia dengan harga dumping juga menjadi salah satu penyebab terpuruknya Sritex. Kondisi ini semakin memperberat persaingan di industri tekstil domestik, yang membuat Sritex kesulitan bertahan.

Sejarah Panjang Sritex di Industri Tekstil

Didirikan oleh Haji Muhammad Lukminto, Sritex awalnya dimulai sebagai kios tekstil kecil di Pasar Klewer, Solo. Usahanya berkembang pesat hingga akhirnya pada 1980, Sritex menjadi salah satu produsen tekstil terbesar di Indonesia. Di masa Orde Baru, kedekatan Lukminto dengan pemerintah membawa keuntungan besar bagi perusahaan, termasuk proyek pengadaan seragam batik untuk Korpri, Golkar, dan ABRI.

Namun, seiring perubahan zaman dan tantangan global, Sritex kini menghadapi tantangan yang jauh berbeda. Kepailitan yang dialami Sritex menunjukkan betapa beratnya tantangan yang harus dihadapi industri tekstil di Indonesia di tengah kondisi global yang tidak menentu.

 


Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor

Tags: Bangkrutindustri tekstilKepailitanPandemipengadilan niagaPT Sri Rejeki IsmanSritexUtang
Previous Post

PT Petrosea dan Petrindo Jaya Kreasi Optimalkan Sinergi dengan Grup Barito

Next Post

Perubahan Indeks Utama BEI: LQ45, IDX30, IDX80 Efektif 1 November

Next Post
Perubahan Indeks Utama BEI: LQ45, IDX30, IDX80 Efektif 1 November

Perubahan Indeks Utama BEI: LQ45, IDX30, IDX80 Efektif 1 November

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Home
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer

Hak Cipta © 2023 - Berita Investor

No Result
View All Result
  • Home
  • Ekonomi
  • Emiten
  • Regulator

Hak Cipta © 2023 - Berita Investor