BeritaInvestor.id – Perusahaan rokok Bentoel memiliki sejarah yang panjang dan menarik di industri rokok Indonesia. Berdiri sejak era 1930-an di Malang, Jawa Timur, Bentoel didirikan oleh Ong Hok Liong bersama Tjoa Sioe Bian. Sejak awal berdirinya, Bentoel telah menunjukkan potensi untuk menjadi salah satu pemain besar di industri tembakau Indonesia.
Pada awalnya, perusahaan ini dikenal dengan nama Strootjes-Fabriek Ong Hok Liong dan kemudian diubah menjadi Hien An Kongsie. Pabrik tersebut memproduksi rokok dengan merek seperti Tjap Burung, Tjap Klabang, dan Djeroek Manis. Namun, perubahan besar dalam perjalanan perusahaan terjadi ketika Ong Hok Liong mengubah nama perusahaannya menjadi Bentoel.
Bentoel dan Mimpi Ong Hok Liong
Nama Bentoel sendiri terinspirasi dari sebuah mimpi unik yang dialami oleh Ong Hok Liong. Dalam mimpi itu, dia melihat ubi talas saat sedang berziarah di dekat makam. Setelah berkonsultasi dengan juru kunci makam, dia diyakinkan bahwa mimpi tersebut adalah petunjuk untuk mengganti nama pabriknya. Ubi talas dalam bahasa Jawa dikenal sebagai “bentul”, yang kemudian menjadi “Bentoel” dengan ejaan lama sebelum diberlakukannya Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) pada 1973.
Kisah ini menunjukkan betapa pentingnya spiritualitas dan keyakinan dalam perjalanan hidup Ong Hok Liong. Nama Bentoel mulai digunakan pada 1954, menggantikan nama sebelumnya NV Pertjetakan Liem An, dan sejak saat itu perusahaan rokok Bentoel mulai berkembang pesat.
Kesuksesan Bentoel dan Transformasi Besar
Pada akhir tahun 1950-an, Bentoel berhasil menjadi salah satu produsen rokok terbesar di Indonesia. Dengan iklan yang kreatif dan promosi agresif, seperti slogan “Memang Betul Merokok Tjap Bentoel”, perusahaan ini mampu menarik perhatian publik. Sebelum tahun 1960, jumlah karyawan Bentoel telah mencapai 3.000 orang, mencerminkan pertumbuhan pesat perusahaan.
Ong Hok Liong meninggal pada tahun 1967, meninggalkan perusahaan yang sudah menjadi salah satu produsen rokok terbesar di Indonesia. Bentoel saat itu merupakan rokok pribumi terbesar kedua di Tanah Air.
Masa Krisis dan Akuisisi Bentoel
Namun, setelah tahun 1980-an, Bentoel menghadapi masalah keuangan yang serius. Perusahaan kesulitan membayar pinjaman sebesar US$ 170 juta kepada BRI dan Bank Bumi Daya, yang kemudian membengkak menjadi US$ 350 juta dari kreditor asing. Krisis ini memaksa keluarga Ong Hok Liong untuk menjual 70% saham perusahaan.
Pada awalnya, Hutomo Mandala Putra mencoba membeli saham Bentoel, tetapi akhirnya perusahaan diambil alih oleh Peter Sondakh melalui Rajawali Wira Bhakti Utama.
Pada tahun 1997, Bentoel menyerahkan asetnya ke perusahaan baru bernama PT Bentoel Prima, dan PT Perusahaan Rokok Tjap Bentoel resmi dibubarkan. Beberapa tahun kemudian, pada tahun 2000, Bentoel berganti nama menjadi PT Bentoel Internasional Investama Tbk.
Akuisisi oleh British American Tobacco
Transformasi besar Bentoel terjadi ketika British American Tobacco (BAT), salah satu perusahaan tembakau terbesar di dunia, mengakuisisi 92,48% saham Bentoel pada tahun 2009. Akuisisi ini menandai era baru bagi Bentoel, yang kini menjadi bagian dari jaringan perusahaan rokok global.
Meskipun saham mayoritas dipegang oleh BAT, Bentoel tetap menjadi salah satu merek rokok yang sangat dikenal di Indonesia. Perusahaan terus beroperasi dengan mempertahankan warisan dan kualitas produknya, sambil berkembang di bawah bendera BAT.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor